Jumat 06 May 2016 02:46 WIB

PM Inggris Janjikan Akan Tampung Pengungsi Anak-anak Suriah

Rep: C35/ Red: Julkifli Marbun
David Cameron
Foto: reuters
David Cameron

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris akan menampung anak-anak pengungsi dari Suriah yang sudah tidak memiliki pendamping di Eropa. Demikian yang diumumkan Perdana Menteri Inggris David Cameron pada Rabu (4/5) waktu setempat.

Pernyataan tersebut dia umumkan di depan parlemen setelah pihak oposisi mengusulkan untuk menampung sebanyak 23 ribu pengungsi Suriah anak-anak agar bermukim di kawasan Inggris. Pengungsi anak-anak itu diambil dari Afrika Utara dan Timur Tengah yang terlantar. Kendati demikian Cameron belum memastikan berapa jumlah pengungsi anak yang akan mereka tampung.

Menurut Anadolu Agency, Kamis (5/5), sebelumnya Pemerintah Inggris enggan mengambil pengungsi anak-anak Suriah dari negara negara Uni Eropa lainnya. Hal itu karena menurut mereka konflik Mediterania akan membahayakan Eropa.

Namun pada September lalu, Inggris mengatakan akan menampung sekitar 20 ribu warga Suriah dari kamp-kamp pengungsian di Timur Tengah selama lima tahun ke depan. Sementara pada bulan lalu Cameron berjanji akan menerima sekitar tiga ribu anak-anak dari daerah rawan dan Afrika Utara hingga tahun 2020. Sebelum menandatangani kesepakatan Uni Eropa-Turki, Cameron mengaku telah berdiskusi dengan kelompok Save the Children, kegiatannya fokus terhadap anak-anak.

“Apa yang akan kita lakukan ini memang berbahaya. Tapi ini baik untuk mereka (para pengungsi). Sehingga akan lebih banyak orang mendapatkan kehidupan yang lebih baik,” kata Cameron di depan parlemen, Rabu (4/5) waktu setempat.

Sementara Ketua Asosiasi Pengungsi Yahudi, Erich Reich mengatakan penderitaan anak-anak Suriah sudah menggaung ke Kindertransport, sebuah organisasi perlindungan anak di Jerman, yang merupakan upaya terorganisir untuk menyelamatkan anak-anak Yahudi dari bahaya Nazi. Menurut dia sudah sewajarnya menunjukkan kasih sayang dan empati kemanusiaan dengan memberikan perlindungan kepada mereka yang membutuhkan.

Kendati Lisa Doyle dari Dewan Pengungsi sempat mengatakan kepada The Guardian bahwa "kita tidak boleh tertipu dengan berpikir pemerintah tiba-tiba memiliki hati nurani. Sementara secara bersamaan menjelekkan para pengungsi yang sudah berada di Inggris dan melakukan yang terbaik untuk menjebak semua pengungsi lainnya di negara-negara miskin. "

Berdasarkan catatan dari Eurostat yang dirilis pada Selasa (3/5) terdapat 88.300 anak tanpa pendamping yang membutuhkan perlindungan di Uni Eropa selama tahun 2015 ini. Angka tersebut tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement