REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Tujuh orang tewas ditembak sebuah konvoi kendaraan saat pemilihan umum di Filipina, Senin (9/5). Insiden terjadi beberapa jam sebelum tempat pemungutan suara dibuka dalam pemilihan nasional ini.
Dikutip Telegraph, Kepala Inspektur Jonathan del Rosario mengatakan pelaku tidak kenal menembaki jip dan dua motor sebelum subuh di kota Rosario. Motif penembakan masih diselidiki.
Insiden ini terjadi di provinsi Cavite yang merupakan salah satu area mengkhawatirkan karena panasnya perseteruan politik di sana. Del Rosario yang merupakan juru bicara satuan tugas pengawas kekerasan pemilu mengatakan hingga saat ini 15 orang tewas dalam insiden terkait pemilu.
Kekerasan politik adalah masalah yang terus berulang di Filipina. Hal ini dipicu rendahnya penegakan hukum dan adanya dinasti politik. Sejumlah kelompok bahkan punya pasukan khususnya sendiri.
Salah satu kandidat yang berjanji menghapuskan kriminal adalah Rodrigo Duterte. Ia menjadi favorit setelah bersumpah untuk membunuh puluhan ribu kriminal. Namun sejumlah kandidat menyebutnya diktator.