Rabu 18 May 2016 04:27 WIB

Pertarungan Negara Muslim dan Barat Tentang Isu LGBT di PBB

Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita berbicara dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York, Senin (28/9).
Foto: AP
Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita berbicara dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York, Senin (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebanyak 51 negara Muslim mengeblok 11 organisasi gay dan transgender untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi di PBB bulan depan dalam isu penanganan AIDS. Hal itu memicu  protes dari Amerika Serikat, Kanada dan Uni Eropa.

Mesir dalam suratnya ke presiden Majelis Umum PBB mengatakan, atas nama Organisasi Kerja Sama Islam, mereka menolak partisipasi 11 grup itu. Tidak disebutkan alasan penolakan.

Namun Duta Besar Amerika Serikat di PBB Samantha Power menulis kepada Presiden Majelis Umum PBB Mogens Lykketoft, alasan pengeblokan itu ditengarai lantaran dukungan organisasi itu terhadap kelompok LGBT.

"Transgender memiliki 49 kali risiko terkena HIV dibanding masyarakat pada umumnya. Karena itu melarang organisasi tersebut dalam pertemuan hanya menghalangi upaya memberantas AIDS," ujarnya.

Pejabat PBB mengatakan, Uni Eropa dan Kanada juga menulis surat ke Lykketoft untuk memprotes keberatan negara-negara OKI yang di dalamnya terdapat Arab Saudi, Iran, Indonesia, Sudan dan Uganda.

Baca juga, Ini Pernyataan Manny Pacquiao yang Membuat Kelompok LGBT Marah.

 

sumber : the Guardian
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement