REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan demonstran yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Jakarta Utara mendesak Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk turun dari jabatannya.
Mereka menyampaikan tuntutannya dengan melakukan demonstrasi di depan gedung Balai Kota dan Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebun Sirih, Jakarta Pusat, Jum'at (20/5). "Ganyang Ahok," kata salah satu orator aksi, yang kemudian diikuti masa lainnya.
Aksi tersebut berlangsung setelah melaksanakan shalat Jum'at. Tidak hanya orang tua, kalangan anak-anak juga ikut dalam aksi tersebut. Dalam orasinya, mereka menyampaikan berbagai permasalahan yang muncul di era kepemimpinan Ahok.
Di antaranya, masalah pengggusuran di Kampung Puli, kalijodo, Pasar Ikan, dan Kampung Aquarium. Tidak hanya itu, persoalan proyek reklamasi Teluk Jakarta dan pembelian RS Sumber Waras juga disinggung dalam aksi tersebut.
Massa aksi tersebut kemudian meminta untuk melakukan dialog dengan DPRD. Bahkan, mereka menginginkan bertemu dengan seluruh anggota DPRD. Karena itu, mereka beberapa kali mencoba untuk membuat kericuhan dengan cara merobohkan pagar besi Balai Kota.
Namun, akhirnya mereka berhenti setelah Wakil Ketua DPRD DKI Mohammad Taufik muncul untuk menemui mereka. Taufik memberikan sambutan di atas mobil massa aksi. Di tengah-tengah masa aksi itu, Taufik juga ditemani oleh anggota fraksi Gerindra, Syarif. "Saya paham betul apa-apa yang saudara suarakan. Saya mohon maaf kalau DPRD tidak datang semua," kata Taufik.
Baca juga, Besok, Demonstran Kembali Kepung Kantor Ahok.
Taufik berjanji apa yang masyarakat Jakarta Utara sampaikan akan menjadi bahan untuk disampaikan ke anggota DPRD yang lainnya. "Sudah betul saudara datang ke DPRD karena ini rumah Anda. Nanti kita diskusikan di dalam. Saya nanti minta perwakilan 30 orang untuk berdiskusi di dalam," ujarnya.
Delegasi masa aksi itu pun memasuki gedung DPRD untuk berdialog tentang tuntutan mereka. Sementara, ratusan masa aksi lainnya terus melakukan orasi dengan penuh semangat.