Senin 23 May 2016 13:05 WIB

Mensos Santuni Keluarga Korban Awan Panas Sinabung

Kondisi rumah warga yang hangus terbakar dampak erupsi Gunung Sinabung, di Desa Gamber, Karo, Sumatera Utara, Minggu (22/5).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Kondisi rumah warga yang hangus terbakar dampak erupsi Gunung Sinabung, di Desa Gamber, Karo, Sumatera Utara, Minggu (22/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KABANJAHE -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyerahkan santunan bagi keluarga korban awan panas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Senin (23/5). Total santunan dari Kementerian Sosial tersebut berjumlah Rp140 juta untuk ahli waris dari sembilan warga yang menjadi korban tesebut.

Untuk korban yang meninggal dunia, Mensos menyerahkan santunan Rp15 juta untuk masing-masing ahli waris. Sedangkan untuk korban yang luka-luka dan masih dalam perawatan medis, Mensos menyerahkan santunan sebesar Rp2,5 juta.

Mensos juga menyerahkan bantuan beras seberat 100 ton yang diserahkan secara simbolis kepada Bupati Karo Terkelin Brahmana. Kepada ahli waris korban, Mensos menyampaikan duka cita yang mendalam, termasuk duka cita dari Presiden Joko Widodo.

Ia mengatakan, Presiden Joko Widodo selalu memantau perkembangan penanganan pengungsi erupsi Gunung Sinabung, termasuk rencana relokasi pengungsi ke kawasan Siosar. Pemerintah juga terus melakukan berbagai program penanggulangan untuk membantu masyarakat Karo yang berada dalam pengungsian. Namun sebagai manusia biasa, Mensos berharap warga Karo dapat memahami sirkulasi alam yang memang sulit diprediksi.

"Alam memiliki sirkulasi yang tidak bisa diprediksi. Rasa duka cita kami pada keluarga korban," katanya.

Sebelumnya, Gunung Sinabung mengalami erupsi pada Sabtu (21/5) sambil mengeluarkan awan panas. Awan panas tersebut membakar sembilan warga yang memasuki Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat yang menyebabkan tujuh orang tewas.

Tujuh warga yang tewas itu adalah Karman Meliala (60), Irwansyah Sembiring, Nanin beru Sitepu (50), Leo Perangin-angin (25),Mulia Ginting (45), Ersada Ginting (55), Ibrahim Sembiring (51) yang keseluruhannya warga Desa Gamber.

Sedangkan dua warga lagi dalam kondisi kritis yakni cahaya Sembiring (57) dan Cahaya beru Tarigan (45) yang kini dirawat di RS Efarina Etaham di Berastagi.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement