Senin 23 May 2016 17:06 WIB

'Malaysia Bergantung pada Tenaga Kerja Indonesia'

TKI di Malaysia
TKI di Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Rektor Universitas Sultan Zainal Abidin (Unisza) Terengganu Malaysia Datuk Yahaya Ibrahim mengatakan, dunia industri di negara asalnya sangat bergantung pada tenaga kerja dari Indonesia.

"Kalau perusahaan besar seperti industri sawit itu sangat bergantung pada tenaga kerja Indonesia, boleh dikatakan 90 persen kalau dalam industri ladang itu kita memerlukan tenaga kerja dari Indonesia," katanya, di Meulaboh, Aceh Barat, Senin (23/5).

Pernyataan tersebut disampaikan seusai menjadi pembicara pada acara Economic Development and Employment Challege Conference bertema "Membentuk lulusan Akademi Komunitas Negeri (AKN) sebagai tenaga profesional dalam era MEA".

Acara yang diprakarsai perguruan tinggi AKN Meulaboh itu dihadiri enam orang akademisi dari perguruan tinggi negara Malaysia, dengan peserta dari unsur mahasiswa, SKPK, dan akademisi perguruan tinggi. Acara tersebut diselenggarakan di aula serbaguna kantor Bappeda Aceh Barat.

Datuk Yahaya Ibrahim menyebutkan, contoh kecil lain adalah sebagian besar tenaga kerja Indonesia, terutama kaum wanita, berprofesi sebagai pembantu rumah tangga. Bila tidak ada pembantu rumah, warga negara mereka dianggap tidak profesional.

Meski Malaysia tidak hanya menerima pekerja dari Indonesia, jika dilihat dari etnik dan asal negara, mayoritas adalah dari Indonesia yang bekerja pada kategori ladang, seperti industri, pabrik, kilang, dan kedai-kedai, bahkan sampai pembantu rumah tangga.

"Saya tidak berani sebutkan berapa persen sebab saya tidak membuat kajian ini, mungkin satu kajian boleh dibuat bagi keperluan tenaga kerja. Tapi, boleh dibilang, untuk contoh kecil, setiap 4-5 rumah di Malaysia itu pasti ada pembantu. Kalau yang menengah ke atas itu hampir semua," jelasnya.

Saat ini pemerintah mereka sedang mencari tenaga kerja yang memiliki keahlian. Datuk Yahaya Ibrahim menilai, budaya yang harus diubah dari tenaga kerja Indonesia hanya kemahiran karena dari jumlah tenaga kerja sudah cukup. Karena itu, AKN Meulaboh dianggap sangat tepat bagi perencanaan masa depan untuk membuka peluang tenaga kerja Indonesia ke Malaysia dan beberapa negara lainya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement