Selasa 24 May 2016 01:54 WIB

Aman Majene Minta Oknum Polisi Pengeroyok Mahasiswa Dihukum

Red: Ilham
Sejumlah polisi memukul seorang mahasiswa (ilustrasi)
Foto: Antara/Andika Wahyu
Sejumlah polisi memukul seorang mahasiswa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAJENE -- Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Antikekerasan (Aman) Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat menggelar aksi untuk mendesak agar oknum polisi pengeroyok mahasiswa di Kabupaten Mamuju diproses hukum.

"Kami mendesak agar sembilan oknum polisi yang menganiaya mahasiswa di Mamuju segera diadili sesuai dengan hukum yang berlaku, polisi pengayom masyarakat tidak selayaknya mengeroyok mahasiswa sampai babak belur," kata Koordinator Aman, Ramli, di Majene, Senin (23/5).

Ia mengatakan, polisi tidak seharusnya main hakim sendiri apalagi tanpa alasan jelas, dengan memukuli mahasiswa yang juga aktivis Front Perjuangan Pemuda Indonesia, mengingat seharusnya kalau ada yang bersalah diproses sesuai aturan yang berlaku. "Kami kecam oknum polisi yang menganiaya kader kami, Tri Sutrisno tanpa alasan yang jelas, proses hukum harus dijalankan untuk polisi yang melakukan kekerasan," kata Ramli yang juga Ketua Komite Daerah FPPI Provinsi Sulbar.

Kapolres Majene AKBP Sonny Mahar menyatakan, mendukung mahasiswa yang mendesak agar oknum polisi yang melakukan kekerasan kepada mahasiswa segera diproses hukum, dan mengimbau kepada aparat kepolisian tidak melakukan kekerasan kepada mahasiswa maupun masyarakat umum yang tidak dibenarkan aturan hukum.

Sebelumnya, Tri Sutrisno diduga dikeroyok sejumlah oknum polisi di depan SMP Negeri 2 Mamuju pada Sabtu (21/5) malam pukul 01,00 WITA. Tri Sutrisno mengalami luka lebam di bagian wajah dan memar pada tubuh bagian belakang akibat ditendang dan dipukul oleh sekitar sembilan orang oknum polisi.

Tri Sutrisno yang juga Ketua Mahasiswa Pejuang Ekonomi Kerakyatan (Maper) Sekolah Tinggi Ilmu Muhammadiyah Mamuju itu, juga mengaku sakit di bagian kepala akibat pukulan oknum polisi. "Saya tiba-tiba dipukul dan ditendang hingga merasakan sakit seluruh badan oleh polisi yang datang rame-rame itu, setelah saya dituduh menendang motor salah seorang oknum polisi di depan Alfa Midi, padahal sama sekali saya tidak pernah menendang motor polisi itu," kata Tri Sutrisno.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement