REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Leader IOM X Tara Dermott mengatakan, IOM X adalah kampanye inovatif International Organization for Migration (IOM) untuk mendorong migrasi yang aman.
Selain itu juga gerakan masyarakat dalam menghentikan eksploitasi dan tindak pidana perdagangan orang.
Berdasarkan data ILO, ujar dia, secara global satu dari 13 perempuan penerima gaji dipekerjakan sebagai pekerja rumah tangga.
"Diperkirakan terdapat 52 juta pekerja rumah tangga di dunia di mana 41 persen berada di Asia Pasifik," ujarnya dalam siaran persnya, Rabu, (23/5).
Diperkirakan sebanyak 1,9 juta pekerja rumah tangga di Asia Pasifik mengalami eksploitasi. Jutaan perempuan bermigrasi ke kawasan Asia Pasifik untuk bekerja sebagai pekerja rumah tangga termasuk dari Indonesia.
Oleh karena itu, terang Dermott, sejalan dengan semangat yang ditetapkan dalam Protokol Palermo merupakan sebuah kewajiban bagi setiap pemerintah di kawasan untuk bekerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan guna mencegah pekerja rumah tangga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang. Sebab perdagangan orang merupakan kejahatan yang mengerikan.
Dalam kesempatan itu, IOM X juga memutar video yang berisi kisah dari tiga keluarga di ASEAN yang memiliki pekerja rumah tangga asal Indonesia, Filipina dan Myanmar.
Pekerja rumah tangga dipekerjakan di rumah pribadi, memberikan layanan seperti membersihkan rumah, mencuci, berbelanja, memasak, menjaga, mengurus anak serta orang tua.
Video tersebut mengkampanyekan perlunya pekerja rumah tangga dan pengguna layanan untuk saling memahami hak dan kewajiban masing-masing.
Video tersebut yang berjudul Open Doors: An IOM X Production juga bertujuan untuk mencegah eksploitasi terhadap pekerja rumah tangga di kawasan Asia Tenggara.