Ahad 29 May 2016 08:41 WIB

Tiga Politikus Irak Tolak Kunjungan Jenderal Iran

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Jenderal Iran, Qassem Soleimani
Foto: BBC
Jenderal Iran, Qassem Soleimani

REPUBLIKA.CO.ID, FALLUJAH -- Tiga anggota parlemen Sunni di Irak mengutuk kunjungan Jenderal Iran Qassem Soleimani untuk menemui tentara paramiliter Syiah yang berjuang bersama tentara Irak melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Fallujah.

Mereka khawatir kehadiran komandan Brigade Al-Quds Iran bisa menyulut ketegangan sektarian. Tiga anggota parlemen di Provinsi Anbar mengatakan kepada Reutes, kunjungan Soleimani bisa menyulut ketegangan sektarian.

Menurutnya serangan pasukan Irak ditujukan untuk mengalahkan ISIS bukan dendam pada kelompok Sunni. Dalam beberapa hari terakhir, media Iran menerbitkan gambar dari apa yang mereka katakan adalah kunjungan Soleimani ke Fallujah.

Ia juga disebut-sebut menggelar pertemuan dengan pemimpin koalisi milisi Syiah Irak yang dikenal sebagai  Popular Mobilization atau Hashid Shaabi. Ini adalah kedua kalinya Soleimani telah muncul di zona konflik Irak. Sekitar setahun yang lalu, saksi mengatakan ia hadir ketika tentara Popular Mobilization menggulingkan militan ISIS di utara ibukota.

Seorang juru bicara pemerintah Irak tidak mengkonfirmasi kunjungan Soleimani. Ia juga menekankan bahwa penasihat Iran hadir di Irak untuk membantu dalam perang melawan ISIS, dalam kapasitas yang sama dengan orang-orang dari koalisi anti-ISIS yang dipimpin AS.

Tapi anggota parlemen Hamid al-Mutlaq menolak pernyataan itu. Menurutnya warga Irak bukan warga Iran. "Apakan penasihat Turki atau Arab akan disambut untuk membantu pertempuran?" katanya.

Hal senada disampaikan anggota parlemen di Fallujah Salim Muttar al-Issawi. Menurutnya kehadiran Soleimani mencurigakan dan menimbulkan kekkhawatiran dan Soleimani sama sekali tak diterima di daerah itu.

"Saya percaya bahwa kehadiran seorang pejabat seperti dari Garda Revolusi (Iran) bisa memiliki implikasi sektarian," kata anggota parlemen lain dari kota, Liqaa Wardi.

Fallujah adalah kota pertama yang direbut ISIS dari Irak pada bulan Januari 2014. Ini merupakan kota terbesar kedua yang dikuasai oleh ISIS setelah Mosul, dan secara de facto merupakan ibukota mereka di Irak.

Asosiasi Ulama Muslim Irak, sebuah organisasi politik garis keras yang dibentuk setelah penggulingan Saddam untuk mewakili Sunni, menolak partisipasi milisi Syiah dalam pertempuran di Fallujah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement