REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Jawa Barat, menargetkan penyerapan tenaga kerja hingga 25 ribu lulusan sekolah menengah kejuruan hingga 2018 melalui program bursa kerja khusus (BKK).
"Program BKK ini merupakan strategi link and match antara dunia pendidikan dengan tingkat kebutuhan sumber daya manusia (SDM) perusahaan," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Rudi Sabarudin, Senin (30/5).
Menurut dia, jumlah lulusan SMK pada 2016 tercatat sebanyak 21.756 orang, sekitar 65 persen di antaranya berhasil terserap di dunia kerja melalui peran BKK. BKK merupakan wadah layaknya penyalur tenaga kerja yang dikelola oleh perwakilan perusahaan dan kalangan guru SMK.
"BKK berdomisili di masing-masing sekolah. Mereka membuat kesepakatan kerja sama dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja sesuai dengan kompetensi dan kurikulum yang diajarkan di sekolah," katanya.
Dikatakan Rudi, sampai saat ini telah menjalin kesepakatan penyaluran tenaga kerja dengan beberapa perusahaan asing dan dalam negeri seperti samsung, mitsubishi elektrik, klinik dan sejumlah rumah sakit.
"Dari 1.200 perusahaan di Kota Bekasi, baru sekitar 10 persen di antaranya yang sudah menjalin kerja sama dengan BKK di setiap SMK," katanya.
Menurut dia, tidak 100 persen lulusan SMK di setiap sekolah diserap oleh perusahaan tersebut, sebab untuk memperoleh pekerjaan para lulusan wajib menjalani tes kemampuan.
"Misalnya, mitsubishi elektrik kemarin butuh sekitar 200 lulusan SMK untuk dipekejakan di pabriknya, namun dari hasil seleksi di SMKN 5 Kota Bekasi, hanya diserap 70 orang," katanya.
Dikatakan Rudi, dari berbagai program studi di masing-masing sekolah, jumlah lulusan terbanyak yang langsung terserap di dunia industri berasal dari studi teknik kendaraan ringan, ritel, jaringan teknologi informasi dan perakitan komponen sepeda motor.
Pihaknya optimistis mampu menyumbang 25 ribu penyerapan tenaga kerja dari target penyerapan Pemeirntah Kota Bekasi sebanyak 50 ribu penyediaan lapangan kerja hingga 2018.