REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Kurang dari enam bulan, PLN berhasil merampungkan pembangunan PLTG di desa Maleo, kecamatan Paguat, kabupaten Pohuwato, Gorontalo. Akhir pekan lalu, Presiden Joko Widodo meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas PLTG Dual Fuel Gorontalo kapasitas 100 MW. PLTG ini adalah proyek pembangkit listrik pertama yang telah beroperasi dari program pembangunan pembangkit listrik 35 ribu MW.
Pembangunan proyek PLTG Gorontalo 100 MW relatif cepat, sejak dilakukan Groundbreaking pada 10 september 2015 lalu, kurang dari 6 bulan, PLN berhasil merampungkan seluruh proses pengerjaannya. Presiden Joko Widodo mengapresiasi cepatnya pembangunan PLTG Gorontalo. Selain itu Presiden menekankan pentingnya listrik untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Karena tanpa listrik investor tidak akan masuk, tanpa listrik industri tidak akan berkembang.
Direktur PLN Sofyan Basyir mengatakan cepatnya pengerjaan proyek PLTG Gorontalo ini sebagai wujud keseriusan PLN untuk mengejar target pembangunan tenaga listrik 35 ribu MW yang menjadi program prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo -Jusuf Kalla dalam bidang infrastruktur kelistrikan.
“PLTG Gorontalo telah melayani kebutuhan listrik masyarakat secara penuh sejak 11 April 2016, bahkan pada bulan Januari lalu PLTG Gorontalo sudah bertahap masuk sistem. Dengan masuknya PLTG Gorontalo ini, akan menjadi jawaban kebutuhan listrik di wilayah Sulutgo dan mampu meningkatkan rasio elektrikfikasi di Gorontalo hingga 84,4 persen," ujar Sofyan.
Sofyan menambahkan masuknya PLTG Gorontalo kedalam sistem kelistrikan mampu menutup kekurangan listrik yang pernah terjadi sehingga saat ini tidak ada defisit listrik di Gorontalo. Beban puncak listrik pada sub sistem kelistrikan Gorontalo adalah 85 MW dengan jumlah pelanggan hingga akhir Mei 2016 mencapai 235 ribu pelanggan. Menurut dia, beroperasinya PLTG Gorontalo akan sangat membantu dalam memenuhi permintaan pelanggan baru hingga 35 ribu pelanggan di seluruh provinsi Gorontalo.
Selain itu PLTG Gorontalo juga berperan untuk memenuhi kebutuhan listrik di propinsi Sulawesi Utara malalui sistem interkoneksi kelistrikan Sulawesi Utara – Gorontalo 150 kV. Dalam program 35 ribu MW, Sulawesi secara keseluruhan akan mendapatkan alokasi pembangkit dengan total kapasitas mencapai 3470 MW yang tersebar di Sulawesi dan pulau-pulau kecil sekitarnya.