REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semburan lumpur setinggi 30 meter keluar di Gereja Bethany di Jalan Sjarifuddin Joes, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (9/6). Saat ini, semburan lumpur yang berasal dari sumur bor itu sudah berhenti pada hari yang sama.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menuturkan, semburan tersebut akibat pengeboran yang dilakukan warga untuk membuat sumur. Sebab, ia mengungkapkan, selama ini terjadi krisis air di daerah tersebut.
"Krisis air yang melanda Kota Balikpapan menyebabkan masyarakat banyak yang melakukan pengeboran sumur air tanah dalam," kata dia dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Jumat (10/6).
Sutopo menjelaskan, semburan lumpur bermula saat empat pekerja menggali sumur bor di Komplek Bethany, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur, Kamis (9/6) pukul 11.00 Wita. Saat pekerja mengebor pada kedalaman 64 meter, ia menuturkan, tiba-tiba gas menyembur bersama lumpur setinggi 35 meter.
Semburan tersebut, kata Sutopo, berlangsung hingga pukul 16.08 Wita. "Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Akibat semburan gas dan lumpur satu bangunan gereja dan satu unit asrama gereja terkena lumpur," ujar dia.
(Baca Juga: Semburan Lumpur di Balikpapan Akibat Pengoboran Sumur)