REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh bekerja sama dengan Lapena, lembaga kebudayaan dan masyarakat, akan menggelar Temu Penyair Internasional.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Reza Fahlevi mengatakan, kegiatan bertaraf internasional itu akan dihadiri lebih dari 80 penyair dari berbagai negara.
"Temu Penyair Internasional ini merupakan ajang silaturahmi penyair dari delapan negara. Mereka akan bertemu di Banda Aceh," katanya, Ahad (12/6).
Puluhan penyair dari delapan negara tersebut antara lain Republik Iran, Korea Selatan, Mexico, Jepang, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam, dan tuan rumah Indonesia.
Menurut Reza Fahlevi, kedatangan puluhan penyair dari berbagai negara tersebut untuk merekam suasana kedamaian Aceh pascakonflik, menelusuri jejak kebudayaan, dan tsunami, serta mengenalkan keindahan alam Aceh.
Kehadiran para penyair dunia itu juga merupakan upaya untuk merekonstruksi peradaban seni dan budaya, khususnya dunia kepenyairan.
"Temu penyair dari delapan negara ini penting dalam usaha membangun semangat sastra bagi penyair Aceh dan nusantara yang pernah hadir dan menghiasi peradaban dunia," kata Reza Fahlevi.
Sementara itu, Helmi Hass, koordinator pelaksana temu penyair internasional yang yang juga Direktur Eksekutif Lapena mengatakan, kegiatan tersebut sudah dipersiapkan sejak awal April 2016.
"Persiapannya hampir rampung. Untuk peserta luar Aceh sudah kami finalkan. Kini hanya tinggal mengundang peserta dari luar Aceh. Peserta hanya 80-an orang saja karena dananya terbatas," kata Helmi Hass.