REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pendapatan industri asuransi jiwa kuartal I 2016 mengalami peningkatan sebesar 9,2 persen menjadi Rp 48,94 triliun dibandingkan dengan Rp 44,80 triliun di kuartal I 2015.
Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim mengatakan, pertumbuhan pendapatan industri asuransi jiwa tersebut merupakan bukti nyata kekuatan industri untuk tetap bertumbuh, dan senantiasa memberikan perlindungan jangka panjang bagi masyarakat Indonesia.
"Kami mencatat bahwa peningkatan total pendapatan industri asuransi jiwa di kuartal I-2016 ini didukung oleh beberapa aspek seperti pertumbuhan total pendapatan premi, yang terdiri dari pertumbuhan total premi bisnis baru dan total premi lanjutan," ujarnya di Kantor AAJI Jakarta, Rabu (22/6).
Menurutnya, pertumbuhan industri asuransi jiwa pada kuartal I-2016 ini juga terjadi dalam berbagai aspek lain, seperti pertumbuhan hasil investasi, aset, total tertanggung, dan jumlah tenaga pemasar berlisensi. Berdasarkan data yang dihimpun dari laporan keuangan un-audited 54 perusahaan asuransi jiwa anggota AAJI, tercatat total pendapatan industri asuransi jiwa disokong sebesar 70,3 persen oleh pertumbuhan pendapatan premi yang terdiri dari premi bisnis baru dan total premi lanjutan.
Total pendapatan premi bisnis baru meningkat 2,2 persen menjadi Rp 19,13 triliun pada kuartal-2016. Pendapatan premi bisnis baru masih menjadi kontributor utama dari total pendapatan premi dengan porsi sebesar 55,6 persen pada kuartal I 2016.
Sementara itu, premi lanjutan mengalami peningkatan sebesar 7,3 persen menjadi Rp 15,28 triliun pada kuartal I 2016 dari Rp 14,23 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Premi lanjutan memberikan kontribusi sebesar 44,4 persen terhadap total pendapatan premi pada kuartal I 2016.
Hendrisman menambahkan, pertumbuhan dalam berbagai aspek tersebut menunjukkan bahwa industri asuransi jiwa terus menjalankan komitmennya untuk tumbuh dalam kondisi pertumbuhan ekonomi yang masih lambat.
"Pertumbuhan ini juga kami syukuri sebagai indikasi kesadaran masyarakat untuk berasuransi dan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi jiwa semakin meningkat," katanya.
Baca juga: Daya Beli Masyarakat Terancam Terus Anjlok