REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mamat harus putar otak agar dapur rumahnya tetap ngebul. Sebab, profesinya sebagai kusir delman kian tak menjanjikan menyusul kehadiran ojek dan angkot.
Akhirnya, delman miliknya pun ia alihfungsikan menjadi alat transportasi hiburan, khususnya bagi anak-anak. Bahkan selama Ramdhan, banyak warga yang memanfaatkan delman miliknya untuk berjalan-jalan alias ngabuburit menjelang Maghrib.
"Delman kian terdesak kendaraan bermotor bahkan sudah dilupakan sebagai transportasi umum, penumpangnya turun, makanya kami alih fungsikan sebagai transportasi penghibur berkeliling desa," kata salah seorang Kusir Delman di Kampung Tagog Desa Cimekar Kabupaten Bandung, Mamat, Jumat (24/6).
Menurut dia saat masih menjadi transportasi umum delman sering dipakai ibu rumah tangga untuk pergi ke Pasar Cileunyi atau ke tempat-tempat lainnya di kawasan itu. "Saat ini kami kalah saing dengan ojek dan angkot, terkadang sekarang setiap orang punya motor sendiri-sendiri," kata Mamat.
Namun ia mengaku beruntung masih ada celah untuk usaha dengan menjadi transportasi hiburan berkeliling dari kampung ke kampung. Apalagi pada Ramadhan ini, anak-anak banyak yang ingin naik delman sambil menunggu waktu buka puasa atau ngabuburit.
Untuk satu kali berkeliling, Mamat memasang tarif Rp 3 ribu dan memulai pekerjaannya pukul 15.00 WIB hingga menjelang Maghrib. "Kalo siang panas, jadi saya mulai sore saat teduh, anak-anak juga banyak keluar rumah sore hari," katanya.
Kendati sudah terlupakan sebagai transportasi umum, Mamat masih tetap bersyukur, delman masih dapat digunakan dalam bentuk transportasi lain. "Kami akan tetap mempertahankan transportasi umum ini, supaya tidak tertelan zaman, anak-anak sekarang pun masih tetap bisa mengenal delman," kata Mamat.