REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Inggris tidak menerima perlakuan-perlakuan khusus dalam pembicaraan keluarnya negara kerajaan itu dari Uni Eropa setelah referendum pekan lalu, demikian pernyataan pemimpin parlemen dari Partai konservatif Demokrat Kristen (CDU) Jerman, Senin (27/6).
"Tidak akan ada perlakuan istimewa, tidak akan ada kado," kata Volker Kauder, sekutu dekat Kanselir Angela Merkel kepada stasiun televisi Jerman ARD.
Pada kesempatan yang sama, Kauder mengatakan Inggris merupakan mitra dagang dan ekonomi penting bagi Jerman, terutama industri otomotif dan berperan penting dalam pembicaraan keluarnya Inggris dari Uni Eropa untuk menjamin kelanjutan hubungan baik.
Dia bersikap sama dengan Merkel yang lebih santai terhadap Inggris yang memisahkan diri dari Uni Eropa, meskipun dia mengatakan akan lebih baik jika Inggris secepatnya mengimplementasikan Pasal 50.
Sebelumnya sekutu senior Merkel lainnya, Peter Altmaier, mendorong para politisi di London memikirkan lagi dampak memisahkan diri dari Uni Eropa. "Politisi di London memiliki kemungkinan mempertimbangkan kembali dampak keluar dari Uni Eropa," katanya kepada koran jaringan RND, Ahad (26/6).
Jika betul-betul memisahkan diri, maka Inggris akan mengalami kesulitan dengan berbagai dampaknya, kata RND mengutip pernyataan Altmaier. Tentu saja, Inggris dapat mengajukan permohonan bergabung kembali dengan Uni Eropa, namun butuh waktu lama, demikian RND melaporkan pernyataan kepala staf tersebut.