REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Panas terik yang melanda Kota Medan beberapa waktu terakhir disebabkan adanya peralihan musim menuju kemarau. BMKG Wilayah I Medan mencatat, panas terik dengan suhu mendekati ekstrem ini sudah terjadi dalam tiga hari terakhir.
Kepala Bidang Informasi dan Data BMKG Wilayah I Medan Sunardi mengatakan, kondisi yang sama diprediksi masih akan terjadi hingga dua hari ke depan. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan suhu akan terus bergerak naik.
"Kami mencatat suhu dalam tiga hari terakhir, yakni Sabtu, panas mencapai 36,5 derajat, Minggu mencapai 36,4 derajat, dan hari ini pada pukul 13.00 WIB mencapai 35,2 derajat," kata Sunardi, Senin (27/6).
Sunardi menjelaskan, kondisi panas terik ini disebabkan masa peralihan musim menuju kemarau yang secara periodik terjadi pada akhir Juni. Menurut dia, posisi matahari yang saat ini berada di bagian utara membuat matahari tepat berada di atas wilayah Sumatra Utara. "Juli kita perkirakan sudah kemarau," ujar dia.
Terkait kondisi panas terik ini, Sunardi mengimbau masyarakat untuk mewaspadai munculnya titik api. Hari ini, BMKG mendeteksi satu titik kebakaran hutan di Padang Lawas.
Sunardi pun mengklaim pihaknya selalu berkoordinasi dengan pihak kehutanan, danramil, dan polsek di seluruh daerah terkait upaya pemadaman titk api yang terdeteksi. "Selain mewaspadai titik api, kami juga mengimbau masyarakat jangan terlalu banyak beraktivitas di luar di saat kondisi suhu mendekati ekstrem seperti saat ini," kata Sunardi.