REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Seorang politisi dari partai berkuasa di Bangladesh menyuarakan rasa sedih dan kecewanya setelah mengetahui putranya ternyata salah satu militan yang menyerang kafe di Dhaka, Jumat pekan lalu.
Imtiaz Khan mengatakan kepada BBC Bengali Service, putranya Rohan meninggalkan rumah enam bulan lalu. Sejak saat itu, dia sama sekali kehilangan kontak.
"Saya terperangah dan merasa dibodohi. Anak saya rajin shalat lima waktu, bahkan sejak ia masih kecil," katanya.
Baca: Penyerang Kafe Bangladesh Berasal dari Keluarga Kaya dan Terdidik
Kafe itu di zona diplomatik ibu kota Bangladesh diserbu tiga pelaku dan mereka membunuh 20 orang, sebagian besar warga negara asing dari Italia, Jepang, India dan Amerika Serikat. Serangan itu diklaim oleh ISIS.
Serangan tersebut merupakan yang paling mematikan hingga kini di negara itu. Pemerintah menyatakan serangan-serangan tersebut dilakukan oleh orang-orang lokal.
Para pelaku berasal dari keluarga kaya dan memperoleh pendidikan tinggi di dalam dan luar negeri.