Selasa 05 Jul 2016 17:56 WIB

ICMI Tegaskan Pelaku Bom di Negeri Muslim adalah Musuh Islam

Rep: Amri Amirullah/ Red: Ilham
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie (kanan) didampingi Dosen FHUI Sony Sikumbang (kiri) sedang memberikan paparannya kepada wartwan di Jakarta, Selasa (21/6)
Foto: Republika / Darmawan
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie (kanan) didampingi Dosen FHUI Sony Sikumbang (kiri) sedang memberikan paparannya kepada wartwan di Jakarta, Selasa (21/6)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie menegaskan insiden bom terhadap berbagai negeri Muslim, Turki, Baghdad, Dhaka, termasuk kota suci Madinah dan Solo tadi pagi merupakan musuh Islam dan umat Islam.

 

"Atas nama ICMI dan sebagai umat Islam, warga bangsa yang cinta damai, kita mengutuk keras semua teror biadab dimana saja terjadinya, baik Solo, di Eropa, di Amerika, di Asia, apalgi di Jeddah dan Madinah, tempat berkumpulnya jutaan umat Islam yg sdg ibadah mendekatkan diri kepada Allah," ujar dia kepada Republika.co.id, Selasa (5/7).

Mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini menegaskan, terorisme dan kekerasan adalah musuh Islam dan kemanusiaan yang sangat nyata. Teroris bukan orang beragama dan bertuhan.

Terorisme adalah musuh dan tidak ada hubungan dengan agama apapun, apalagi Islam. Ia meminta publik, khususnya umat Islam jangan pernah mudah percaya kepada siapapun yang mengaku Islam tapi membenarkan teroris atau mendukung teroris.

Mereka tidak lebih dari kaki tangan musuh Islam, musuh agama dan musuh kemanusiaan yang berkedok agama atau berpura-pura Islam. Atau ia menilai bahkan mereka ingin menghancurkan nilai-nilai Islam yang damai, penuh cinta dan kasih sayang.

Di akhir Ramadhan ini, Jimly juga ingin menyampaikan Selamat Idul Fitri, kepada seluruh umat Islam. Semoga kita Muslim Indonesia  benar-benar kembali  ke jatidiri masing-masing sebagai hamba Allah yang dho'if. Sekaligus khalifah Allah yang sanggup mengendalikan diri untuk mengendalikan perikehidupan dunia yang damai, bebas, sejahtera dan berkeadilan dalam ridho Allah Swt.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement