REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Sampah yang tersisa usai shalat Idul Fitri sepertinya telah menjadi tradisi setiap pada banyak kota di Indonesia. Seperti di Palembang, usai shalat Idul Fitri 1437 H pada Rabu (6/6) di Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) dan sekitarnya, tersisa sampah dari para jemaah khususnya sampah kertas koran dalam jumlah banyak.
Untuk membersihkan sampah yang bertebaran di halaman, dan di ruas jalan sekitar Masjid Agung SMB juga sampai di atas jembatan Ampera, Dinas Kebersihan dan Keindahan (DKK) Kota Palembang mengerahkan ratusan tenaga kebersihan dan mobil truk pengangkut sampah.
Agung Nugraha Kepala DKK Palembang mengatakan, “Untuk membersihkan sampah setelah shalat Idul Fitri di Masjid Agung ada sekitar 347 petugas untuk membersihkannya dan dikerahkan 102 unit truk sampah untuk mengangkutnya ke pembuangan akhir.”
Menurut Agung, untuk membersihkan sampah sisa dari jemaah yang melaksanakan salat di sekitar Masjid Agung Palembang para petugas kebersihan tidak libur. Mereka pun ditugaskan bergerak cepat membersihkan sampai yang didominasi kertas koran agar tidak berterbangan.
Kepala DKK Palembang Agung Nugraha memperkirakan jumlah sampah yang diangkut truk sampah sekitar tiga ton yang harus dibawah ke tempat pembuangan akhir sampah.
Agung Nugraha menilai kesadaran masyarakat untuk membersihkan sisa kertas koran yang mereka gunakan sebagai alas untuk menunaikan shalat Idul Fitri masih kurang. “Seharusnya jemaah bisa membersihkan sendiri sisa kertas koran alas shalatnya dengan membuangnya ke tempat sampah yang tersedia,” ujarnya.
Sementara itu shalat Idul Fitri di Masjid Agung diikuti ribuan jemaah yang tidak hanya memenuhi masjid dan halamannya tapi juga sampai ke jalan Jendral Sudirman, jalan Masjid Lama dan sampai ke atas jembatan Ampera yang melintas di atas sungai Musi.