REPUBLIKA.CO.ID, BRASTAGI -- Kawasan wisata Brastagi di Kabupaten Tanah Karo Provinsi Sumatera Utara, Ahad (10/7) atau H+4 Lebaran 2016 dipadati warga yang memanfaatkan hari terakhir libur panjang untuk menikmati udara sejuk dan pesona alam pegunungan di daerah ini.
Saat melintasi ruas jalan Medan-Brastagi pada Minggu petang hingga malam pukul 20.30 WIB, mendapati arus kendaraan warga yang datang dari arah Brastagi menuju Medan beberapa kali tersendat akibat tinggi volume kendaraan.
Kepadatan arus kendaraan yang didominasi mobil pribadi dan sepeda motor warga selesai berlibur di kawasan wisata yang terletak sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut itu, sudah terlihat di ruas jalan Medan-Pancur Batu atau sekitar sembilan kilometer dari perempatan Jalan Layang Jamin Ginting.
Kepadatan arus kendaraan yang didominasi mobil pribadi bernomor polisi Sumatera Utara itu, juga terlihat pada sejumlah titik di jalan raya Brastagi-Medan sepanjang 66 kilometer, seperti ruas Sembahe-Pancur Batu dan Sibolangit-Sembahe.
Sebaliknya, arus kendaraan yang hendak menuju Brastagi ramai lancar dan sekali-sekali tersendat dengan kecepatan rata-rata antara 40 dan 50 kilometer per jam, karena kepadatan kendaraan yang mengarah ke Medan serta kondisi jalan yang menanjak dan berkelok tajam.
Sejumlah pengguna sepeda motor yang datang dari arah Brastagi menuju Medan menyiasati kepadatan arus kendaraan itu dengan melintas dari sisi kiri dan kanan.
Upaya mengurai penumpukan kendaraan di sejumlah titik kemacetan seperti daerah Pancur Batu, puluhan aparat kepolisian terlihat mengatur arus kendaraan baik yang datang dari arah Sembahe/Brastagi maupun Medan.
Kondisi jalan Medan-Brastagi itu umumnya beraspal mulus, namun ada sejumlah kerusakan kecil seperti jalan tanah berkerikil serta aspal yang terkelupas dan retak-retak masih dijumpai, sehingga kehati-hatian pengendara tetap diperlukan.
Dua titik kerusakan kecil berupa jalan tanah berkerikil itu ditemukan sekitar dua kilometer dan enam kilometer dari perempatan Jalan Layang Jamin Ginting. Namun setelah itu, kondisi jalan kembali beraspal mulus.
Pada beberapa tikungan tajam di ruas jalan yang menanjak ke arah Brastagi, aspal terkelupas.
Selain itu, kehati-hatian pengendara juga diperlukan karena tidak semua bahu dan tengah badan jalan telah dilengkapi marka, sehingga menyulitkan mereka yang tidak biasa melintas di ruas jalan Medan-Brastagi tersebut pada malam hari.
Bagi kalangan wisatawan lokal, khususnya yang berdomisili di wilayah Kota Medan dan sekitarnya, Brastagi menjadi tempat berlibur favorit akhir pekan maupun libur panjang karena jaraknya yang begitu jauh dari Medan.
Kota wisata berhawa sejuk yang diapit Gunung Sibayak dan Sinabung itu, juga terkenal karena produk tanaman hias dan buah-buahannya. Buah-buahan khas daerah ini adalah markisa dan jeruk manis.