Senin 18 Jul 2016 15:37 WIB

Lifting Migas Semester I 2016 Lebihi Target

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Kilang minyak/ilustrasi
Foto: desmogblog.com
Kilang minyak/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Realisasi produksi minyak dan gas bumi oleh seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada semester pertama tahun ini mencapai 1.982.000 barel setara minyak bumi per hari. Sekretaris Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Budi Agustyono menyebutkan, capaian lifting ini melebih target lifting baik untuk minyak dan gas bumi yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Perubahan (APBNP) 2016. Khusus untuk produksi minyak bumi, angka lifting saat ini sudah menyentuh 101,3 persen dari targetnya sebesar 810 ribu barel per hari.

"Sampai semester I atau akhir Juni capaian lifting migas 1.982.000 bph, untuk produksi migas sudah 101,7 persen dari target APBN-P," ujar Budi di kantor SKK Migas, Jakarta, Senin (18/7).

Budi menilai, capaian lifting migas ini sangat terbantu oleh produksi Lapangan Banyu Urip oleh Exxon Mobil Cepu Limited dan Pertamina EP Cepu yang pada awal April produksinya sudah mencapai 165 ribu barel per hari. Meski sudah mencapai target, kata Budi, pihaknya tidak bisa menjamin produksi Lapangan Banyu Urip stabil hingga akhir tahun. Alasannya, banyak kendala teknis di lapangan yang sulit ditebak.

"Sama kayak manusia, sumur kalau musim hujan juga bisa flu. Ibarat subsurface ini berpori dan bernafas juga. Teorinya kita belum tahu namun secara fakta memang ada," katanya.

Sebagai informasi, pemerintah dan komisi VII DPR bulan lalu sepakat menurunkan target produksi minyak dan gas siap jual atau lifting APBN-P 2016.

Dalam APBN 2016, target lifting minyak ditetapkan 830.000 bph. Pemerintah dan DPR sepakat menurunkan target lifting 2,4 persen menjadi 810.000 bph. Sementara itu, target lifting gas diturunkan dari 1,15 juta barel setara minyak per hari (Boepd) menjadi 1,11 juta Boepd.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement