REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Mediasi tertutup yang dilakukan manajemen RSIA Sayang Bunda, Jalan Raya Pondok Ungu Permai, Kab Bekasi, dengan perwakilan korban vaksin palsu membuahkan beberapa poin kesepakatan. Rumah sakit berjanji akan memberikan klarifikasi pada Jumat (22/7) mendatang.
Empat perwakilan orang tua pasien menyampaikan aspirasi kepada manajemen RSIA Sayang Bunda yang diwakili Direktur RSIA Sayang Bunda, dr Teguh Nurwanto. Hasil mediasi tertutup dibacakan di hadapan para orang tua pasien, sementara fotokopi notulensi mediasi dibagikan kepada seluruh orang tua pasien terpapar vaksin palsu yang berada di lokasi.
Salah satu orang tua balita yang ikut dalam medisi, Jamal, meminta RSIA mengembalikan uang selama melakukan vaksinasi yang teridentifikasi palsu. Ia juga mengkritik penempatan vaksin di RSIA Sayang Bunda yang dinilai tidak sesuai peruntukan atau tidak memadai.
Orang tua pasien lain, Steven, meminta tanggung jawab penuh daru pihak RSIA Sayang Bunda sekaligus menyesalkan pihak dokter anak (dr Florencia), yang tidak bisa dihubungi. Steven menyatakan tidak bersedia divaksin ulang. Ia mendesak pihak RSIA untuk memberikan ganti rugi untuk seluruh vaksin yang terdeteksi palsu.
"Minta rekam medis, minta data lengkap berapa anak dan dari tahun berapa," kata Steven dalam mediasi tertutup, Senin (18/7). Steven juga meminta supaya pihak RSIA memberikan kepastian waktu kapan data tersebut dikeluarkan.
Orang tua lain, Arif, meminta penjelasan terkait dampak masing-masing vaksin palsu yang diberikan. Ia meminta, apabila ke depan ada dampak yang timbul dari vaksin palsu tersebut, pihak rumah sakit harus bertanggung jawab.
Senada, orang tua pasien bernama Tejo meminta tanggung jawab jangka panjang dari RSIA Sayang Bunda apabila nantinya setelah divaksin ulang timbul penyakit lain. Ia juga mengharapkan adanya kerja sama dengan laboratorium besar untuk melakukan pengecekan umum yang dibutuhkan, dengan seluruh biaya ditanggung rumah sakit. "Jangan ada janji-janji dari manajemen," ujar Tejo mengecam.
Manajemen rumah sakit yang diwakili Direktur RSIA Sayang Bunda, Teguh Nurwanto, berjanji akan memberikan jawaban atau klarifikasi Jumat (22/7) pukul 14.30 WIB. RSIA akan memasang pengumuman jadwal klarifikasi ini di papan pengumuman.
Notulensi ditandatangani oleh Direktur RSIA Sayang Bunda, Teguh Nurwanto. Mediasi tertutup ini berakhir kurang lebih pukul 17.00.
Mediasi dilakukan di ruangan tertutup setelah mediasi terbuka mengalami kericuhan. Pihak kepolisian dari Polsek Babelan Polresta Bekasi melakukan pengamanan ketat selama mediasi berlangsung. Selain pihak manajemen rumah sakit dan perwakilan orang tua, mediasi juga dihadiri pejabat dari Dinas Kesehatan Kab Bekasi Jawa Barat.