Rabu 20 Jul 2016 10:14 WIB

Imam Masjidil Haram Cinta Indonesia

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah (DPP WI) Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin (kiri) berbincang dengan Imam Masjidil Haram, Syekh Dr Hasan bin Abdul Hamid Bukhari (kanan)saat menghadiri Muktamar III Wahdah Islamiyah di Asrama Haji, Pondok Gede,
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah (DPP WI) Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin (kiri) berbincang dengan Imam Masjidil Haram, Syekh Dr Hasan bin Abdul Hamid Bukhari (kanan)saat menghadiri Muktamar III Wahdah Islamiyah di Asrama Haji, Pondok Gede,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Darunnajah, Ulujami' Jakarta Selatan, Saifullah Kamali menyebut, Imam Masjidil Haram Syekh Hasan Abdul Hamid Bukhori mencintai Indonesia. Sebab, Makkah memiliki beban yang sama dengan Indonesia.

Saifullah menjelaskan, Makkah menjadi beban seluruh umat Islam karena Tempat Suci. Karena itu, Makkah dan Indonesia dinilai memiliki kesamaan. "Beliu datang ke Indonesia yang memiliki beban sama dengan Makkah. Karena Indonesia negara mayoritas Muslim terbesar," ujar Saifullah, di Ponpes Darunnajah, Selasa (19/7) malam.

Syekh Hasan bertemu dengan sekitar 20 alumni Daurah Universitas Ummul Qurro Makkah di Ponpes Darunnajah. Kedatangan Syekh Hasan ke Indonesia untuk menghadiri Muktamar III Wahdah Islamiyah itu dimanfaatkan para alumni bersilaturrahmi.

Menurut Saifullah apa yang terjadi di Makkah dan Indonesia akan berdampak kepada umat Islam di dunia. Makkah dan Indonesia selalu didengar oleh umat Islam di dunia.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu, Syekh Hasan memberikan beberapa pesan. Saifullah menuturkan, Syekh Hasan meminta para alumninya, dosen dan para ulama Indonesia untuk melanjutkan perjuangan membangun bangsa dan agama.

"Pesan beliau perjuangan terus dilanjutkan. Rintangan, halangan pasti ada," kata Saifullah menyampaikan pesan Syekh Hasan saat pertemuan.

Pasalnya jika perjuangan berhenti, umat Islam Indonesia juga akan menerima dampaknya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement