REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat terorisme dari Barometer Institute Robi Sugara menilai adanya perempuan dan bayi dalam rombongan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), menandakan lemahnya strategi Santoso alias Abu Wardah sebagai pemimpin.
"Ini membuktikan Santoso tidak memperhitungkan taktiknya untuk jangka panjang. Ia tidak memperhitungkan membawa perempuan akan memperlambat dia," katanya, Kamis (21/7).
Menurutnya ketika aparat keamanan mendapat foto perempuan dan bayi gerakan Santoso sudah dapat diprediksi. Robi menjelaskan taktik diperbolehkan membawa perempuan pernah dilakukan oleh ISIS.
ISIS menggunakan taktik ini untuk menarik pejuang dari luar negeri. Mereka menjanjikan pasangan bagi orang luar yang ingin berperang bersama mereka.
Tapi kelompok Santoso sudah sangat lemah. Robi mengatakan ada testimoni dari mantan anggota kelompok itu, Santoso melarang pasukannya membawa perempuan tapi ia sendiri membawanya.
Sebagian orang dikelompoknya tidak setuju dengan sikap Santoso. Namun mereka tidak bisa keluar dari kelompok tersebut.
"Mereka serba salah jika keluar mereka diancam dibunuh, kalau keluar mereka ditangkap Densus tapi mereka juga tidak setuju dengan Santoso," ujarnya.