Jumat 22 Jul 2016 12:26 WIB

Ini Pendapat MUI Soal Pokemon Go

Penggemar gim berburu pokemon di layar androidnya (ilustrasi)
Foto: Antara/Dewi Fajriani
Penggemar gim berburu pokemon di layar androidnya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang, Sumatra Barat, mengatakan segala bentuk permainan termasuk Pokemon Go tergantung kepada penggunanya. Apabila sudah menimbulkan kelalaian serta bisa membahayakan diri pengguna dan orang lain maka harus dihentikan.

"Hingga saat ini kami belum membicarakan terkait gim ini, tapi jika dampaknya bisa mencelakakan maka harus segera dihentikan," kata Ketua MUI Kota Padang, Duski Samad, Jumat (22/7).

Menurutnya yang menjadi inti permasalahan bukanlah gim itu sendiri. Melainkan masyarakat yang memainkannya. Jika mereka bermain tanpa melalaikan pekerjaan maupun ibadahnya maka itu tidak masalah. "Intinya adalah manusianya, jangan sampai nantinya gara-gara bermain gim Pokemon Go dirinya dan orang lain jadi terzhalimi," katanya.

Senada, psikolog Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol (IAIN IB) Padang, Mardenny mengatakan para pemain gim Pokemon Go harus bisa mengatur waktunya untuk bermain. "Bagi para pelajar jangan sampai gara-gara permainan ini aktivitas belajarnya jadi terlalaikan. Begitu juga dengan orang yang sudah bekerja, jangan sampai segala aktivitasnya jadi terlalaikan," katanya di Padang.

Ia menambahkan permainan yang dilakukan secara terus-terusan nantinya akan menjadi candu. Sehingga mereka meninggalkan segala sesuatu yang seharusnya mereka kerjakan. Jika hanya untuk refreshing menurut dia tidak masalah. Tapi apabila nanti sudah menyebabkan ketergantungan, maka permainan tersebut harus segera dihentikan, karena akan berdampak buruk bagi diri pemainnya.

Sebelumnya sejumlah warga di beberapa tempat di Kota Padang mengeluhkan adanya permainan Pokemon Go yang dinilai meresahkan masyarakat. "Tidak jelas mahasiswa berbondong datang ke laboratorium hanya untuk cari pokemon," kata salah satu analis Laboratorium di Universitas Andalas, Gusri, di Padang, Kamis (21/7).

Dia mengaku tidak terlalu memahami permainan yang saat ini cukup kontroversial di Indonesia. Meskipun begitu kedatangan mahasiswa yang hanya untuk mencari permainan virtual itu cukup meresahkan. "Labor perlu suasana tenang, bukan ribut untuk mencari pokemon seperti anak kecil," tambahnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement