REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Dr KH Said Aqil Siradj menyatakan demam masyarakat akan permainan ‘Pokemon Go’ harus diisikapi dengan hati-hati. Bahkan, karena tidak ada manfaatnya kaum Muslimin sebenarnya tak perlu ikut-ikutan memainkannya.
“Permainan Pokemon Go tak usah dilakukan. Tak ada manfaatnya dan hanya buang-buang waktu atau umur saja. Jadi tidak ada gunanya main Pokemon. Jadi bermain Pokemon Go itu tindakan yang mubazair,’’ kata Said Aqil, di sela acara ulang tahun PKB ke-i8 di Jakarta, Jumat malam (22/7).
Meski sama-sama menggunakan jaringan internet, bila dibandingkan dengan Facebook atau Tweeter permainan Pokemon tak ada nilanya. Sebab, kalau Facebook atau tweeter yang masih ada nilai positipnya untuk menyampaikan informasi, permainan Pokemoon tak ada nilainya karena cuma mainan belaka.
”Facebook dan tweeter saja tak ada gunya bila dilakukan secara berebihan. Nah, Pokemon Go lebih parah dari itu. Jadi tindakan mubazir karena tak memberi tambahan nilai apa pun,’’ ujarnya.
Said lebih lanjut menegaskan sangat prihatin bila masjid dijadikan sasaran permainan Pokemon. Bahkan pihaknya menaruh curiga dari maksud operator permainan menaruh atau menjadikan sasaran permainannya di area masjid.
‘’Jadi saya kira ada maksud lain yang terselubung. Makanya umat Isam diharapkan cerdas dan waspada. Kesakralan masjid sebagai tempat ibadah akan hilang bila dijadikan arena permainan semacam Pokemon go itu,’’ tegasnya.