Senin 25 Jul 2016 17:38 WIB

Mahasiswa Australia: Islam Bagian tak Terpisahkan Masyarakat Indonesia

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --  Jonathan Daughtry, mahasiswa Flinders University antusias saat bercerita mengenai aktifitasnya ketika magang di sebuah sekolah Islam di Yogyakarta. Pasalnya, pada hari kedua, tiba-tiba ia diminta ikut dalam kelas menari tradisional bersama anak-anak.

Awalnya, tentu saja Jonathan merasa canggung, namun ia mengaku sangat senang karena anak-anak di sana mudah akrab dengan orang asing seperti dirinya. Ia juga banyak berbincang dengan kepala sekolah dan guru bimbingan konseling tentang pendidikan yang dijalankan di sekolah.

“Ketika memutuskan mengikuti program ini, saya memang mengharapkan akan banyak menemukan perspektif baru. Dan memang betul, Islam merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia, termasuk dalam hal pendidikan," ungkap mahasiswa Sastra Inggris itu.

Di sekolah, ia menemukan beberapa perbedaan tentang sistem pendidikan di Indonesia dan negerinya. Seperti, pelajaran agama yang wajib diikuti semua siswa baik di sekolah negeri maupun swasta dan pemisahan antara siswa laki-laki dan perempuan.

Sementara itu, Mr. Scott Bradford selaku perwakilan dari Kedutaan Besar Australia sangat mengapresiasi keaktifan mahasiswa Australia dan UII selama mengikuti program. Menurutnya, hal tersebut menjadi tujuan utama beasiswa Colombo Plan yakni menciptakan jembatan komunikasi yang positif antara warga Australia dan Indonesia.

“Saya kira hubungan nyata antara sesama warga kedua negara sama pentingnya dengan hubungan antar pemerintah yang sudah lama terjalin”, tutur Scott.

Direktur Pemasaran, Kerjasama, dan Alumni UII, Hangga Fathana berharap para peserta program dapat terus menjalin komunikasi meski program telah selesai. Sebagaimana tujuan awal program, ia menegaskan, peserta memainkan peranan penting sebagai agen yang menjembatani kesenjangan pemahaman tentang Islam dan budaya di antara kedua negara.

"Jadi komunikasi lanjutan setelah program ini selesai sangat penting," tutur Hangga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement