REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk membukukan pertumbuhan 25,4 persen pada semester I 2016 menjadi Rp 1,04 triliun, ditopang naiknya saluran kredit sebesar 18,39 persen, meskipun sebenarnya marjin bunga bersih turun tipis.
"NIM (Markin Bunga Bersih) kita memang turun, dari 4,73 persen ke 4,65 persen," kata Dirut BTN Maryono dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (25/7).
Turunnya NIM juga sejalan dengan efisiensi yang dilakukan perseoran terutama dalam penyesuaian suku bunga. Dampak dari efisiensi, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) juga turun menjadi 84,7 dari 85,4 persen, yang semakin mengurangi biaya dana (cost of fund). Sementara, laba ditopang dengan meningkat drastisnya volume kredit yang disalurkan, meskipun NIM turun. Di semester I 2016, kredit BTN terealisasi Rp 149,3 triliun dari Rp 126 triliun atau terangkat 18,39 persen.
Maryono mengatakan naiknya volume kredit itu yang telah mengangkat laba perseroan. Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income/NII) BTN di semester I ini naik 15,7 persen atau Rp 3,6 triliun. "Sementara pendapatan lain-lain kita dari nonbunga, misalnya juga dari pendapatan komisi, (pendapatan non-bunga) tumbuh 12,5 persen menjadi Rp 584 miliar," ujar dia.
Maryono mengatakan kredit pemilikan rumah (KPR) masih menjadi pasar utama BTN. Perseroan menguasai 31,7 persen pangsa pasar KPR jika berdasarkan data terakhir di Maret 2016. Sedangkan KPR BTN, kata Maryono, tumbuh 20,2 persen menjadi Rp 135,7 triliun pada semester I 2016. Di sektor lainnya, atau kredit nonperumahan tumbuh 2,64 persen menjadi Rp 13,5 triliun. "Untuk perumahan, rinciannya Kredit subsidi sebesar Rp 49,8 triliun atau tumbuh 31,18 persen, dan kredit nonsubsidi 14,88 persen menjadi Rp 57,158 Triliun pada semester I," tuturnya.
BTN memproyeksikan pertumbuhan kredit hingga akhir tahun mencapai 19-20 persen. Rasio Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan/NPL) BTN juga ditekan turun dari 3,37 persen menjadi 2,23 persen. "NPL turun karena sejak awal tahun kita sudah siapkan program restrukrisasi kredit dan penanganan kredit bermasaah," ujar Direktur BTN, Sulis Usdoko.
Di sisi lain, Dana pihak ketiga (DPK) BTN meningkat 17,29 persen menjadi Rp 134,5 triliun. Dengan capaian kredit dan DPK tersebut, aset BTN menjadi Rp 189,5 triliun atau tumbuh 21 persen. Akibat DPK dan kredit itu pula, Rasio Kecukupan Modal Inti (Capital Adequancy Ratio/CAR) BTN naik jadi 22,07 persen dari 14,7 persen.