Selasa 26 Jul 2016 18:45 WIB

Sanders: Clinton Harus Jadi Presiden AS

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Mantan kandidat calon presiden Partai Demokrat AS Bernie Sanders berbicara di hari pertama Konvensi Nasional Demokrat di Philadelphi, Senin, 25 Juli 2016.
Foto: AP Photo/Carolyn Kaster
Mantan kandidat calon presiden Partai Demokrat AS Bernie Sanders berbicara di hari pertama Konvensi Nasional Demokrat di Philadelphi, Senin, 25 Juli 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, PHILADELPHIA -- Mantan calon presiden Bernie Sanders mendesak pendukungnya bersama-sama memilih dan mendukung Hillary Clinton. Ia mengatakan kepada para pendukungnya mereka tak bisa mengabaikan pemilu.

Di tengah sambutan hangat dan tepuk tangan berkelanjutan yang berlangsung hampir tiga menit, Sanders mengatakan kepada para pengikutnya Clinton harus menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya.

"Sementara Donald Trump sibuk menghina satu demi satu kelompok, Hillary Clinton memahami keragaman adalah salah satu kekuatan terbesar kita," ujar Sanders.

Ia juga mendesak persatuan di dalam Partai Demokrat. Senator itu, seperti dilansir Aljazirah Selasa (26/7), melukiskan Amerika akan gelap jika Donald Trump memenangkan pemilu pada November.

Baca: Ini Kata Michelle Obama Soal Trump

"Luangkan waktu sejenak untuk berpikir tentang hakim Mahkamah Agung yang akan dinominasikan Donald Trump dan apa artinya pada kebebasan sipil, hak, masa depan negara kami," ujarnya.

Sambil memegang tangannya untuk mengartikulasikan kebersamaan, Sanders berbicara tentang kedua kubu bekerja sama untuk membuat platform yang paling progresif. Di tengah teriakan yang menyebut namanya, ia mengakui musim kampanye telah memecah partai.

"Saya mengerti banyak orang di sini di aula pertemuan ini dan seluruh negeri kecewa tentang hasil akhir dari proses pencalonan. Saya pikir itu adil untuk mengatakan tak ada yang lebih kecewa dari saya. Tapi untuk semua pendukung kami, saya harap Anda bangga dengan prestasi bersejarah yang telah kita capai," kata Sanders.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement