Rabu 27 Jul 2016 16:48 WIB

Pengamat: Motivasi Reshuffle Kali Ini Berbeda

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
12 menteri dan satu kepala badan hasil perombakan Kabinet Kerja Jilid II mengucapkan sumpah dan janji jabatan yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/7).
Foto: Antara/ Widodo S. Jusuf
12 menteri dan satu kepala badan hasil perombakan Kabinet Kerja Jilid II mengucapkan sumpah dan janji jabatan yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah nama menteri baru resmi ditunjuk untuk mengisi jabatan menteri yang telah diganti oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, dalam pengumuman reshuffle kabinet jilid II ini, terdapat pula sejumlah nama menteri yang hanya digeser dari jabatannya.

Pengamat politik dan peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai, perombakan kabinet jilid II ini dilakukan untuk mengakomodasi kekuatan politik yang telah memberikan dukungannya kepada pemerintah.

"Motivasi reshuffle kali ini berbeda dengan motivasi sebelumnya. Ada yang diganti dan digeser. Artinya, memang ini untuk mengakomodasi kekuatan politik yang sudah mendukung dan sudah bergabung," kata Siti, Rabu (27/7).

(Baca juga: Jokowi Sudah Berhenti Lakukan Eksperimen)

Selain itu, menurut dia, perombakan kabinet ini juga dilakukan Jokowi sebagai hasil atas evaluasi kinerja kementerian dan lembaga. Siti juga menilai, Jokowi ingin memastikan seluruh program nawacitanya dapat berjalan dengan lancar dengan menempatkan orang-orang yang terpercaya.

"Ketiga, Jokowi ingin memastikan jika program nawacitanya jalan dengan menempatkan orang-orang yang trusted," tambah dia.

Berikut nama menteri baru kabinet kerja yang telah diumumkan Presiden Jokowi:

1. Wiranto sebagai Menkopolhukam menggantikan Luhut Binsar Panjaitan yang digeser menjadi Menko Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli

2. Budi Karya Sumadi sebagai Menteri Perhubungan menggantikan Ignatius Jonan

3. Archandra Tahar sebagai Menteri ESDM menggantikan Sudirman Said

4. Airlangga Hartanto sebagai Menteri Perindustrian menggantikan Saleh Husin

5. Muhajir Effendy sebagai Menteri Pendidikan Nasional menggantikan Anies Baswedan

6. Eko Putro Sanjoyo sebagai Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menggantikan Marwan Jafar

7. Asman Abnur sebagai Menpan RB menggantikan Yuddy Chrisnandi

8. Sri Mulyani Indrawati sebagi Menkeu menggantikan Bambang Brodjonegoro

9. Enggartiasto Lukita sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Thomas Lembong yang digeser menjadi Kepala BPN

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement