REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Dua pejabat tinggi militer Turki mengundurkan diri sebagai bentuk protes pada pemerintah Recep Tayyip Erdogan. Pada Kamis (28/7), Aljazirah menyebut mereka tidak sepakat dengan agenda pembersihan pascaupaya kudeta 15 Juli lalu.
Dua jenderal itu mundur dari Dewan Tinggi Militer Turki, hanya beberapa jam sebelum pertemuan untuk membahas peninjauan ulang pasukan bersenjata. CNN Turk mengatakan dua jenderal itu adalah Kamil Basoglu dan Ihsan Uya.
Keduanya adalah anggota tingkat tinggi Angkatan Darat Turki. Mereka mengajukan pengunduran diri setelah pemerintah terus mendesak pemecatan sejumlah anggota yang dinilai terkait dengan Fethullah Gulen.
Sejauh ini, pemerintah Turki telah memberhentikan lebih dari 1.223 personel militer, termasuk 130 jenderal. Media Turki melaporkan kabar terbaru yang menyebut 88 karyawan Kementerian Luar Negeri telah dipecat.
Pemerintah Turki juga menutup izin sejumlah media, termasuk 16 saluran televisi dan tiga kantor berita. Mereka dituduh mendukung Gulen yang kini masih berada di Pennsylvania. Pemerintah Turki telah melayangkan permintaan ekstradisi untuknya.
Pada Kamis, Menteri Peradilan Bekir Bozdag menyebut ada kemungkinan Gulen melarikan diri dari AS. Bozdag mengatakan pada Haberturk TV ulama terkemuka Turki itu bisa saja pergi ke Australia, Meksiko, Kanada, Afrika Selatan atau Mesir.