REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo akhirnya memutuskan menunjuk Enggartiasto Lukita untuk menggantikan Thomas Lembong dalam perombakan kabinet jilid II,. Ujian pertama yang dihadapi oleh Enggatiasto adalah melakukan langkah-langkah terkait penurunan harga daging sapi.
Menurut Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Oesman Sapta Odang, dengan latar belakannya sebagai pengusaha, Enggartiasto dianggap mampu mengemban tugas sebagai Menteri Perdagangan. Namun, sebagai ujian pertamanya, Enggartiasto diharapkan menurunkan harga daging sapi menjadi Rp 80 ribu per kilogram.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memang sempat berharap agar harga daging sapi tidak lebih dari Rp 80 ribu. ''Dia (Enggartiasto) punya ukuran, bisa tidak dia menurunkan harga daging sampai Rp 80 ribu? Kalau itu bisa dalam satu tahun ini, maka bisa dikatakan dia berhasil dan bagus,'' tutur Oso, sapaan akrab Oesman Sapta, di Jakarta.
Tidak hanya itu, Oso menyebut, selain penurunan harga daging, Mendag yang baru juga diharapkan bisa melakukan upaya agar harga gula terus stabil. Terkait penurunan harga daging sapi, Oso menyarankan, sebaiknya pemerintah mengundang swasta untuk terlibat dalam tata niaga daging sapi. Sehingga tidak ada monopoli. ''Tapi swastanya diatur, ditata. Itu yang disebut tata niaga,'' katanya.
Baca juga, Jokowi Ungkap Alasan Reshuffle Kabinet Kerja.
Sementara terkait penunjukan Wiranto sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhulkam), Oso menilai, presiden sudah cukup tepat untuk memilih orang yang cenderung tenang dan tidak meledak-ledak di pos menteri senior tersebut. Namun, Oso juga memberikan catatan terhadap masuknya Wiranto tersebut, terutama soal penyelesaian masalah pelanggaran HAM.
''Wiranto sendiri sudah mengatakan, dia akan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang ditinggalkan Luhut Panjaitan (Menko Polhukam yang lama), termasuk masalah pelanggaran HAM. Itu statemennya sudah bagus, tinggal kita tunggu bagaimana dia menyelesaikannya,'' tutur Oso.