REPUBLIKA.CO.ID, ST ETIENNE -- Umat Islam Prancis berkumpul mengunjungi sejumlah gereja dan katedral di Negeri Menara Eifel itu. Aksi ini bertujuan untuk mencerminkan persatuan dan solidaritas antara Muslim dan Kristiani pascapembunuhan terhadap seorang pendeta.
Puluhan Muslim mendatangi upacara Misa di Rouen yang berjarak sekitar beberapa mil dari gereja di Saint-Etienne-du-Rouvray, tempat pendeta Jacques Hamel dibunuh oleh dua remaja Prancis yang diduga berasal dari kelompok radikal ISIS.
Salah seorang warga yang sempat disandera oleh pelaku seketika merangkul para Muslim yang datang usai upacara Misa."Kami sangat tergerak dengan kehadiran saudara Muslim. Kami yakin ini tindakan yang berani bagi mereka dengan datang kepada kami," ujar uskup Dominique Lebrun, dilansir The Huffington Post, Senin (1/8).
"Hari ini kami ingin menunjukkan secara fisik, dengan memeluk keluarga Jacques Hamel, merangkul keluarga Lebrun di depan semua orang, sehingga mereka tahu bahwa Muslim dan Kristiani bersatu," Mohammed Karabila, Imam masjid Saint-Etienne-du-Rouvray.
Sementara itu, sekelompok Muslim lainnya di pelataran luar gereja membawa sebuah spanduk bertuliskan 'Cinta untuk Semua. Tak Ada Benci Bagi Siapa Pun'.
Tak hanya di Perancis, aksi bersatu juga tercermin dari para Muslim dan Kristiani di Italia. Sejumlah pemimpin Muslim memenuhi bangku gereja untuk membangkitkan aksi damai dan berdialog.
"Masjid bukanlah tempat yang membuat orang menjadi fanatik dan kemudian berbuat radikal. Sebaliknya, masjid sangat menentang terorisme. Masjid adalah tempat untuk menyebarkan pesan damai," ujar anggota komunitas Islam di Italia Mohammed bin Mohammed.