Selasa 02 Aug 2016 14:18 WIB

Ini Kerugian Makam Fiktif Menurut Ahok

Rep: Rizki Suryarandika/ Red: Bilal Ramadhan
Pekerja membongkar makam fiktif di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Kamis (28/7).  (Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pekerja membongkar makam fiktif di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Kamis (28/7). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menilai keberadaan makam fiktif merugikan banyak pihak, khususnya kelompok masyarakat miskin. Menurutnya, makam fiktif membuat jenazah warga kurang mampu tak punya tempat untuk disemayamkan.

Basuki alias Ahok mengatakan makam fiktif menjadi ladang ketidakadilan di Ibu Kota. Seharusnya, jenazah bisa dikuburkan secepatnya. Tetapi kasus makam fiktif membuat jenazah sulit mendapat tempat penguburan.

"Kerugiannya ya itu orang jadi gak adil. Yang punya duit bisa diposisi yang enak, yang gak punya duit dibuang kemana?,  harusnya adil kan, siapa yang datang (seharusnya duluan)," katanya di Balai Kota, Selasa (2/8).

Ahok bahkan mengusulkan adanya sistem undian terhadap pemakaman jenazah. "Bila perlu diundi. Kamu juga gak mau kan org tua kamu atau siapa yang meninggal ditaruh di nomor yang sembarangan. Harunya diundi kan," tambahnya.