Jumat 05 Aug 2016 14:07 WIB

Menkes Terpukul dengan Beredarnya Vaksin Palsu

Menkes Nila F. Moloek (tengah) didampingi sejumlah asosiasi di bidang kesehatan akan memberikan keterangan terkait vaksin palsu usai menggelar pertemuan di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (19/7). (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Menkes Nila F. Moloek (tengah) didampingi sejumlah asosiasi di bidang kesehatan akan memberikan keterangan terkait vaksin palsu usai menggelar pertemuan di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (19/7). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Menteri Kesehatan Nila F Moeloek merasa terpukul dengan beredarnya vaksin palsu yang terjadi beberapa waktu lalu karena perbuatan itu dapat mencemarkan nama lembaga.

Pemalsuan vaksin umumnya dilakukan tenaga atau orang mengerti di bidang kesehatan sehingga itu dapat mencemarkan, kata menteri di Palembang, Jumat (5/8).

Pemalsuan vaksin tersebut menyangkut masalah moral, apalagi bila dilakukan oleh tenaga kesehatan. Oleh karena itu kridibilitas tenaga kesehatan terutama bidang moral harus ditingkatkan sehingga ke depan tidak terjadi lagi, kata dia.

Sehubungan itu perlu adanya perbaikan manajemen sehingga tidak terjadi lagi vaksin palsu, ujar dia. Ketika ditanya mengenai evaluasi vaksin sendiri, menteri mengatakan, pihaknya terus menantau perkembangan pemalsuan vaksin tersebut.

Pemantauan dan evaluasi itu agar tidak terjadi lagi vaksin palsu yang beredar. Jadi perkembangan vaksin palsu tersebut terus dipantau agar tidak terjadi lagi, kata dia. Memang, lanjut dia, sekarang ini pihaknya sedang fokus melakukan vaksinisasi terutama bagi masyarakat yang belum.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement