REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Jangan remehkan anak kecil saat masa kampanye karena mereka bisa jadi juru kampanye yang efektif bagi orangtuanya. Lebih penting lagi, apabila sudah menjabat jangan sampai lupa dengan masyarakat yang telah memilih.
Demikian sejumlah nasihat politik yang disampaikan kader PDIP yang juga Walikota Surabaya Tri Rismaharini kepada para kader saat pengarahan di rapat kerja daerah DPD PDIP Aceh di Banda Aceh, Sabtu (6/8).
“Jangan meremehkan anak kecil. Yang kampanye anak-anak kecil. Jadi jangan remehkan anak kecil. Saya kalau lagi jalan atau pas sedang mengontrol di lapangan, anak-anak minta salam dan cium tangan. Saya tanya mereka kamu sudah cium tangan ibu kamu belum. Saya pernah berkumpul dengan ribuan anak, ribuan anak itu minta salaman. Anak jadi jurkamnya kita. Betul lo. Saya buktikan itu,” ujar Risma kepada ratusan peserta rakerda.
Risma juga meminta agar spirit gotong royong dihidupkan kembali di setiap daerah. Dalam kesempatan itu, dia menceritakan bagaimana dia menggerakkan warga di sejumlah kampung di Surabaya.
“Intinya adalah gotong royong. Saat kita mau merdeka kita tak sebut siapa saya. Tujuannya adalah merdeka. Sekarang ini kita dipecah belah. Saya paling benar. Iman saya paling kuat. Akhirnya kita tidak cepat sejahtera,” tambahnya.
Risma meminta seluruh kader PDIP termasuk para calon kepala daerah untuk bersama-sama mengurangi kemiskinan dan peduli dengan warga yang kurang mampu. Apalagi menurut Konstitusi UUD 45, berhak mendapatkan perhatian dari Negara.
“Jangan lupa kalo kita sudah jadi,” tegasnya.
Risma menceritakan dirinya masih turun langsung dan bertatap muka dan berdialog dengan masyarakat. Diceritakannya berbagai program di Kota Surabaya yang sarat dengan kepedulian sosial.
Dengan berbagai tampilan yang sengaja dipertunjukkan melalui layar, dia memaparkan resep membangun Kota Surabaya termasuk dalam pengelolaan anggaran yang berpihak pada rakyat.
Di layar juga saat itu dipertunjukkan situasi terkini di berbagai sudut Kota Surabaya.
“Dari sini pun saya bisa tahu keadaan di Surabaya,” ucap Risma yang langsung mendapat applaus dari peserta
Risma mengaku dirinya senang bisa ikut membagi cerita dan pengalamannya memimpin Kota Surabaya. Dia berharap bisa memberi insipirasi bagi para calon kepada daerah untuk tidak terlalu fokus dengan uang dalam pilkada. Secara detail dia menceritakan kembali pengalaman sulit yang dihadapinya saat berkampanye di periode pertama dirinya menjadi calon wali kota.
Sementara itu, Wakil Sekjen PDIP Achmad Basarah dalam kesempatan yang sama meminta agar Baitul Muslimin Indonesia sebagai organisasi sayap berperan aktif untuk menarik simpati rakyat Aceh memenangkan calon-calon kepala daerah PDIP dalam pilkada 2017 yang akan datang.
Dia juga mengingatkan penting Pengurus PDIP Aceh memahami dimensi pemikiran Islam Bung Karno agar masyarakat Aceh yang Islami juga dpt menerima kehadiran PDIP di Bumi Serambi Mekah ini.
“Akibat praktek desoekarnoisasi banyak di antara masyarakat Indonesia termasuk di Aceh yang tidak mengetahui apalagi memahami dimensi pemikiran Islam Bung Karno,” ujar Baskara sapaan akrab Basarah.