REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menurunkan timnya untuk membantu melakukan penyelidikan dan pendampingan usai penyerangan puluhan polisi ke kantor Balaikota Makassar.
"Atas insiden kemarin, Kemendagri turunkan tim sebanyak lima orang untuk selidiki kronologis kejadian sekaligus membantu Satpol PP dalam proses hukum," ujar Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Makassar, Senin (8/8).
Tim dari Kemendagri yang turun yakni Direktur Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat, Asrullah, Kasubdit Perlindungan Hak Sipil dan HAM. Harjana dan Kepala Seksi Administrasi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Bimo Aryo.
Pada pertemuan dengan tim Kemendagri, Wali Kota Makassar didampingi Sekretaris Kota Makassar, Ibrahim Saleh, Asisten I Bidang Pemerintahan Muh Sabri, dan Dirut PDAM Haris Yasin Limpo.
"Saya tetap pada komitmen saya yakni melakukan upaya untuk membela Satpol PP jika sudah memasuki ranah hukum," terang Danny Pomanto -- sapaan akrabnya.
Ia juga menegaskan, Satpol PP secara hukum hanya menjaga kantor dari gangguan pihak lain yang mencoba memasuki kantor Balaikota dengan cara brutal yakni merusak.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh anggota Satpol PP yang sedang menjaga kantor Balaikota yang merupakan kantor pemerintah itu hanya untuk membela diri dan mempertahankan perjagaan.
"Ini kan posisi menjaga keamanan, kalau ada insiden mereka bela diri. Mereka juga melakukan penyerangan kantor balaikota itu juga tanpa diketahui oleh pimpinannya dan hanya dilakukan secara person saja," tegasnya.
Sebelumnya, bentrokan yang terjadi pada dini hari ini merupakan imbas yang terjadi dari insiden di anjungan Pantai Losari Makassar pada pukul 19.40 Wita, di mana pada waktu itu terjadi cekcok adu mulut dan perkelahian antara dua anggota Sabhara Polrestabes Makassar dan anggota Satpol PP Makassar.
Usai pertikaian itu, kedua polisi Bripda Hendrik dan Bripda Asmat melaporkan tindakan penganiayaan yang didapatkannya itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SKPT) Polrestabes Makassar dengan disertai visum dari dokter rumah sakit.
Kedua polisi itu melaporkan anggota Satpol PP Makassar Hendryatno ke SPKT dengan tuduhan tindakan penganiayaan dan pengeroyokan. Namun beberapa jam setelahnya, sekitar pukul 00.10 Wita, puluhan anggota melakukan penyerangan ke kantor Balaikota yang memang hanya berhadapan kantor dengan Mapolrestabes Makassar.
Anggota Satpol PP yang memang sedang jaga kantor itu kaget dan melakukan perlawanan hingga akhirnya belasan anggota Satpol luka-luka serta seorang anggota Sabhara Polda Sulsel Bripda Michael Abraham tewas dengan dua tusukan sangkur di pinggang kiri belakang serta punggungnya.