REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Pasukan yang setia kepada pemerintahan bersatu Libya (GNA), Senin (8/8) mengaku mereka telah menyita sebuah daerah dekat pusat komando kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Sirte, Libya.
Pasukan pro-GNA telah terlibat dalam operasi militer sejak 12 Mei 2016 untuk merebut kembali Sirte yang terletak 450 kilometer (280 mil) dari Tripoli. Sirte menjadi daerah yang dikuasai kelompok militan sejak Juni tahun lalu. Pada Senin (8/8), loyalis mengatakan mereka telah merebut area wisma yang dekat dengan pusat konferensi Ouagadougou, yang juga kompleks tempat militan mendirikan kantor pusat.
Rumah sakit pro pasukan GNA dekat Sirte mengunggah status di Facebook bahwa empat jiwa tewas dan 32 orang luka-luka pada Senin. Pasukan pro-GNA memasuki Sirte pada bulan Juni, namun kemajuan mereka melambat saat militan membalas dengan tembakan jitu, serangan bunuh diri, dan pengeboman mobil.
Sejak Kamis pasukan pro-pemerintah telah berjuang untuk mencapai pusat konferensi. "Pasukan kami telah menargetkan penembak jitu ISIS dan ranjau mereka," kata pernyataan itu seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Selasa (9/8).
Wisma ini terletak di timur Distrik Al-Dollar. Pada Ahad (7/8), pasukan loyalis mengatakan mereka akan segera memulai serangan terakhir untuk merebut kembali Sirte dari ISIS.
Amerika Serikat sejak Senin (8/8) lalu telah melakukan serangan udara terhadap posisi-posisi ISIS di kota. Mereka melakukannya atas permintaan GNA.