REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO — Lifter Eko Yuli Irawan mempertahankan tradisinya selalu medali pada ajang Olimpiade. Terbaru, Eko mendapatkan perak saat bertarung pada nomor 62 kg putra di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Senin (9/8) pagi WIB.
Ia bersyukur karena mendapatkan medali lebih baik dari sebelumnya. Tapi pria 28 tahun ini nampaknya masih penasaran. Ia langsung menetapkan niat untuk kembali berlaga pada Olimpiade Tokyo 2020 meski usianya nanti sudah 32 tahun.
"Kan cita-citanya emas. Emas sudah cukup untuk pensiun. Tapi tetap berusaha untuk Olimpiade depan," kata Eko kepada sejumlah wartawan Indonesia di Rio de Janeiro, termasuk Agus Raharjo dari Republika.co.id.
Eko pertama kali mendapatkan medali perunggu pada nomor 56 kg di Olimpiade Beijing 2008. Empat tahun kemudian, perunggu kembali diraih pada Olimpiade London 2012. Sekarang, perunggu tersebut berubah menjadi perak.
Hasil ini melegakan lifter asal Lampung itu.
"Hasil akhir cukup puas. Dari angkatan belum karena turun dari Olimpiade sebelumnya. Tapi memang turun karena strategi, tak berani tinggi karena yang penting mengamankan perak dulu," kata dia.
Eko mencatatkan total angkatan 312 kg, lebih ringan 5 kg dari angkatannya ketika mendapatkan perunggu di London empat tahun lalu.
Ia terpaut 6 kg dari peraih emas Oscar Albeiro Figueroa. Sedangkan perunggu diraih oleh lifter Kazakhstan Farkhad Kharki. Ia mengumpulkan total angkatan 305 kg.
Eko langsung menggebrak dengan angkatan snatch 142 kg pada kesempatan pertama. Ia mengungguli Figueroa yang mengangkat beban 137 kg.
Tapi Eko gagal dalam dua angkatan berikutnya dengan beban 146 kg. Sementara Figueroa berhasil menyamakan angkatan Eko Yuli seberat 142 kg pada kesempatan kedua.
Peluang meraih emas pupus setelah dalam angkatan clean and jerk Eko gagal pada kesempatan kedua dan ketiga. Pada kesempatan pertama, ia mengangkat beban 170 kg, sementara Figueroa manaklukkan beban 172 kg.
Eko mencoba 176 kg pada angkatan kedua, namun gagal. Sedangkan Figueroa berhasil.
Pada angkatan ketiga keduanya sama-sama mencoba angkatan 179 kg dan gagal. Tapi keunggulan pada angkatan sebelumnya membuat Figueroa tampil sebagai juara.
Lifter Indonesia lainnya yang juga berlaga pada nomor 62 ini, Muhamad Hasbi hanya mampu menempati peringkat ketujuh. Ia mencatatkan total angkatan 290 kg.