Jumat 12 Aug 2016 15:28 WIB

Golkar: Guru Harus Dihormati, Bukan Dipukul

Adnan Achmad, orang tua siswa yang memukul guru SMK 2 Makassar
Foto: Facebook
Adnan Achmad, orang tua siswa yang memukul guru SMK 2 Makassar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto mengaku miris mendengar berita pemukulan terhadap seorang guru di Makassar. Apalagi pemukulan itu dilakukan orang tua murid. Ia mengatakan guru harus dihormati dan disejahterakan.

Ia pun mengimbau agar ke depan kejadian serupa tidak terjadi lagi di dunia pendidikan. "Merekalah pahlawan tanpa tanda jasa. Kalau bukan karena guru, saya mungkin juga tidak akan bisa seperti sekarang ini," kata Novanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/8).

"Terlepas apa yang telah dilakukan guru tersebut, tidak masuk dalam logika saya, kenapa orang tua murid bertindak seperti preman pasar. Bukankah karena guru anak-anak kita bisa pandai. Merekalah yang mendidik anak-anak kita."

Mantan ketua DPR ini menegaskan akan meminta anggota Fraksi Golkar di DPR membahas sekaligus mencari solusi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar kasus serupa tak terulang. Menurut dia, anak-anak sekarang ini lah yang akan melanjutkan kepemimpinan bangsa.

"Sebagai orang tua khususnya dan sesama anak bangsa, saya mengimbau dan mengajak kita semua untuk tidak menggunakan cara-cara kekerasan sebagai solusi dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Karena permasalahan tersebut justru akan menambah masalah baru," kata dia.

Peristiwa ini menimpa guru SMKN 2 Makassar bernama Dasrul yang dipukuli orang tua siswa, Adnan Achmad, lantaran menegur anaknya MA (15 tahun) yang tak membawa alat gambar saat mata pelajaran Arsitektur yang diajarkannya. Setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polsek Tamalate, Adnan malah melaporkan balik Dasrul atas dugaan pemukulan terhadap anaknya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement