REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Fidel Castro pernah menulis dirinya tidak dilahirkan dari politik. "Tapi sejak sangat muda saya mengamati hal-hal yang terjebak dalam pikiran saya, membantu saya memahami realitas dunia," tulis dia.
Ia pertama kali mengamati hal-hal di tengah kemiskinan pedesaan tempat kelahirannya, Biran. Berada di provinsi timur Oriente, daya tarik utama kota ini adalah mantan rumahnya. Sekarang, seperti diberitakan BBC News, rumah tersebut menjadi museum untuk memuaskan hasrat wisatawan dan peziarah sayap kiri yang tertarik melihat lebih jauh Castro muda.
Ayah Fidel Castro, Angel adalah seorang imigran dari wilayah Galicia, Spanyol utara. Seiring waktu, ia menjadi tuan tanah yang kaya. Kini, Castro berusia 90 tahun dan menjadi salah satu pemimpin terakhir di dunia Perang Dingin.
Dengan suara lemah namun lantang, belum lama ini Castro mengatakan kepada delegasi bahwa usianya akan mencapai 90 tahun. "Ini sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan akan terjadi. Itu bukan buah kerja apapun, melainkan kehendak takdir," ujarnya yang lahir pada 13 Agustus 1926.
Memperingati usia ke-90 presiden Kuba ke-22 itu, pembuat tembakau Jose Castelar mendedikasikan karyanya untuk Fidel Castro. Dengan bantuan beberapa asisten, Castiler meghasilkan cerutu sepanjang 90 meter.
Cerutu panjang itu diletakkan di meja-meja panjang di benteng kolonial tua yang menghadap pelabuhan Havana. Castelar dan timnya bekerja 12 jam sehari selama 10 hari untuk menggulung cerutu dengan lebar lebih dari biasanya.
Pejabat Kedutaan Besar Inggris memverifikasi panjang cerutu dan mengirimnya ke Guinness World Records, memungkinkan cerutu 90 meter memecahkan catatan rekor dunia.