REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Islam, binatang memiliki hak-hak yang harus dihormati, sehingga seseorang tidak boleh berbuat zalim dan semena-mena terhadapnya. Kita juga mesti memperlakukan binatang dengan baik jika ingin memeliharanya, dengan memenuhi segala kebutuhannya, memberikan makan dan minum, dan ketika ingin menyembelih, tidak menyiksanya.
Kita sebagai manusia tidak boleh menggunakan hewan untuk sesuatu di mana Allah tidak menciptakan untuk itu, seperti menggunakan kambing untuk membajak sawah, atau sapi untuk ditunggangi dan membawa beban. Allah telah menciptakan binatang untuk tugas sesuai dengan penciptaan dan kemampuannya.
Islam sangat menjunjung tinggi kasih sayang pada semua mahkluk hidup. Misalnya, hewan yang akan disembelih pun tidak boleh disiksa. Kita, misalnya, dilarang menyiksa binatang saat menyembelihnya, seperti diikat lalu dipanah.
Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, yang dinukilkan oleh Ibnu Abbas, Rasul bersabda, "Janganlah jadikan hewan yang bernyawa itu sebagai sasaran (tembak atau panah)." Selain itu, tiap perlakuan semena-mena kita terhadap hewan, juga akan dimintai pertanggungjawaban.
Dalam sunan a-Nasa'i dijelaskan, Rasul bersabda, "Barangsiapa yang membunuh seekor burung, lantas tidak menggunakannya sesuai dengan haknya, niscaya Allah akan meminta atau menanyakan tentang hal itu, dimintai pertanggung jawabannya di hari kiamat.
Dikatakan bahwa: Wahai Rasulullah, yang manakah haknya itu? Rasul bersabda, "Engkau menyembelihnya, lalu memakannya, dan janganlah engkau memotong kepalanya lantas kau melemparkannya."
(Baca: Pelajaran Dua Hewan Berbicara)
Ada pula kisah tentang perempuan yang masuk neraka lantaran tidak memberi makan dan minum seekor kucing saat dia mengurungnya, dan tidak membiarkannya untuk memakan buruannya. Hadis riwayat Bukhari dan Muslim ini sangat populer sebagai pelajaran agar kita tidak semena-mena terhadap binatang.
Islam meletakkan kaidah-kaidah bagaimana bersikap yang adil dan laik kepada binatang. Hal ini karena, pada dasarnya, satwa memiliki hak yang sama seperti makhluk Allah yang lain.
Hak untuk hidup dan eksis sebagai bagian tak terpisahkan dari alam semesta. Termasuk, hak mendapatkan perlakuan baik. Etika-etika tersebut secara langsung dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Nabi Muhammad adalah sosok penyayang binatang.
Secara garis besar, tuntunan yang diberikan Rasulullah ialah hendaknya hindari menyiksa dan menyakiti hewan. Nabi SAW melarang orang membebani hewan terlalu lama dan melampaui batas kemampuannya.
Sebagaimana disebutkan dalam hadis, "Jangan jadikan punggung hewan-hewanmu sebagai kursimu." Rasulullah pun meminta agar tidak memberikan cap tanda pengenal pada binatang di mukanya. Melainkan, di bagian-bagian tubuh binatang yang tak terlalu lunak.
Rasulullah menyerukan, agar tidak mengganggu keberlangsungan hidup binatang. Hal ini terlihat saat Rasulullah meminta sahabat mengembalikan telur burung yang baru meretas. Selain memberikan kesempatan hidup, Rasulullah berpandangan bahwa mengambil telur-telur itu bisa menyakiti induk mereka.
Rambu-rambu itu terus disampaikan Rasulullah kepada para sahabat. Nabi SAW menasihati mereka agar bersikap lembut dan bertimbang rasa, bahkan saat hendak menyembelih hewan.