Rabu 17 Aug 2016 08:55 WIB

Pria Mengaku Petinggi Polri Menyusup Masuk Istana

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ketua DPD Irman Gusman (tengah), Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kedua kiri), Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian (kiri) serta Mensesneg Pratikno (kanan) meninjau persiapan upacara kemerdekaan.
Foto: Antara
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ketua DPD Irman Gusman (tengah), Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kedua kiri), Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian (kiri) serta Mensesneg Pratikno (kanan) meninjau persiapan upacara kemerdekaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyusup masuk ke upacara peringatan Hari Kemerdekaan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8). Seorang warga tak diundang, datang menggunakan seragam palsu petinggi Polri berbintang satu.

Pria berusia kira-kira 50 tahun itu, menggunakan nama Luhut L Panjaitan di seragamnya. Karena tak membawa undangan, anggota Paspampres pun langsung mengamankan pria penyusup tersebut.

"Saya ini anak angkat Jenderal Yasin, anggota kehormatan Brimob," kata pria tersebut saat dibawa Paspampres ke tenda di belakang masjid Istana.

Seorang anggota Paspampres membenarkan bahwa yang bersangkutan menggunakan seragam dan identitas palsu. "Benar, identitas palsu," kata seorang anggota Paspampres.

Sayangnya, Paspampres belum memberikan keterangan lebih rinci. Pria penyusup tersebut kemudian dibawa ke Polres Jakarta Pusat setelah diinterogasi Paspampres.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement