REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur E-Bisnis Kementerian Komunikasi dan Informatika Azhar Hasyim mengatakan kementeriannya mendorong penggunaan infrastruktur bersama oleh operator-operator telekomunikasi. Hal itu dinilainya dapat lebih efisien dan hemat devisa.
"Efisiensi kita dorong agar tidak terjadi duplikasi investasi infrastruktur. Kalau kita menggunakan infrastruktur bersama, 200 miliar dolar AS potensi yang kita hemat," katanya dalam sambutan seminar yang digelar IndonesiaX di Jakarta, Senin (22/8).
Dengan demikian, menurut dia, hal itu juga akan menghemat permintaan valuta asing (dolar AS), sehingga tidak turut menekan nilai tukar rupiah.
Ia mengatakan, berdasarkan sejumlah perhitungan diperkirakan, untuk memenuhi 95 persen penduduk dibutuhkan sekitar 165 ribu lokasi BTS.
"Kita bisa bayangkan kalau semua operator, empat operator membangun semua, 165 ribu kali empat. Belum lagi broadband. untuk itu perlu kita dorong penggunaan infrastruktur bersama untuk menghemat devisa negara. Sebab semua itu impor," katanya.
Ia mengatakan, upaya efisiensi di sektor telekomunikasi tersebut merupakan salah satu fokus agenda Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Selain itu, agenda Kementerian Komunikasi dan Informatika fokus pada pembangunan broadband pada Proyek Palapa Ring.
Proyek tersebut untuk membangun ribuan km jaringan serat optik di daerah yang dinilai tidak menguntungkan oleh para pelaku bisnis. Proyek tersebut menggunakan skema kerjasama pemerintah swasta (KPS/PPP). Dengan proyek tersebut, seluruh kabupaten dan kota ditargetkan dapat terkoneksi dengan internet pada 2019.