REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSM Makassar meminta Kelompok 85 (K-85) kembali ke tujuan awal pembentukan poros baru di internal keanggotaan PSSI. Direktur PSM Makassar, Sumirlan menilai, K-85 sudah tamat lantaran melenceng dari tujuan utama pembentukannya.
Sumirlan mengatakan, K-85 saat ini sudah menjadi semacam tim sukses dan alat kampanye salah satu calon ketua umum federasi nasional. Padahal, menurut dia, K-85 terbentuk sebagai respons mayoritas pemilik suara di badan induk sepak bola nasional itu. Terutama menyoal perseturuan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan PSSI.
"K-85 itu bukan untuk menjadi tim sukses (calon ketua umum). Kita membentuk itu (K-85) agar PSSI menyelenggarakan KLB (Kongres Luar Biasa)," kata Sumirlan saat dihubungi, Jumat (26/8).
Sumirlan mengatakan PSM salah satu pendukung terbentuknya K-85. Namun, belakangan, PSM melihat ada penggiringan suara anggota K-85 agar mencalonkan salah satu calon ketua umum. "K-85 itu anggotanya lebih dari 92 suara. Tapi bukan untuk mencalonkan seseorang supaya jadi ketua PSSI," ujarnya.
Sumirlan enggan menyebut nama calon ketua umum yang diusung K-85. Akan tetapi, dalam deklarator pencalonan, K-85 aklamasi mengusung Pangkostrad Letjend Edy Rahmayadi sebagai calon tunggal ketua umum PSSI.
PSM sendiri punya bakal calon sendiri agar diusulkan dalam pemilihan ketua umum PSSI, 17 Oktober mendatang. "Kami masih mengharapkan Erwin Aksa bersedia dicalonkan," kata Sumirlan.
Sumirlan menambahkan jika K-85 masih menghendaki eksistensi politiknya di internal PSSI saat ini, agar kelompok tersebut, hanya sebagai penjaga transparansi pemilihan ketua umum. Agar Kongres Pemilihan mendatang, menghasilkan pemimpin yang punya rencana besar perbaikan federasi nasional.