Senin 29 Aug 2016 21:10 WIB

Potensi Banjir Bandang di Sukabumi Tinggi

Rep: Riga Iman/ Red: Nur Aini
Banjir Bandang (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Rahmad
Banjir Bandang (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Potensi bencana banjir bandang di Kota Sukabumi cukup tinggi. Hal ini karena, di tengah cuaca ekstrem saat ini banyak drainase atau saluran air di pinggiran jalan yang tidak berfungsi dengan baik.

‘’Di Sukabumi yang paling banyak terjadi banjir bandang,’’ kata Kepala Unsur Pelaksana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Asep Suhendrawan kepada wartawan di sela-sela pelatihan ketangkasan anggota perlindungan masyarakat (Linmas) di Lapangan Merdeka, Sukabumi, Senin (29/8).

Baru-baru ini, banjir bandang terjadi di Jalan Dwikora, Kecamatan Warudoyong pada Sabtu (27/8) malam lalu. Bencana itu, kata Asep terjadi setelah wilayah Sukabumi diguyur hujan deras sejak Sabtu sore hingga malam hari. Padahal, pada beberapa hari sebelumnya cuaca di Sukabumi cukup panas dan tidak turun hujan

.Asep menerangkan, pada saat kejadian arus lalu lintas sempat terhambat akibat meluapnya air ke jalan raya. Bencana banjir bandang itu baru bisa dikendalikan pada Ahad (28/8) dini hari. Penyebab terjadinya banjir bandang tersebut kata Asep dikarenakan saluran air atau drainase yang tidak berfungsi dengan baik. Meskipun ukuran drainase cukup besar, namun ada sumbatan berupa sampah yang dibuang warga. Sehingga ketika terjadi hujan deras maka otomatis aliran air akan terhambat dan meluap ke luar.

Kondisi serupa kata Asep terjadi di beberapa titik jalan lainnya. Salah satunya saluran air yang berada di kawasan Terminal Sukabumi baru di Jalan Lingkar Selatan (Lingsel). Asep berharap, sejumlah permasalahan banjir bandang akibat sarana drainase yang tidak berfungsi dapat segera diatasi. BPBD, kata dia, telah menjalin koordinasi dengan instansi terkait lainnya dalam upaya pembenahan sarana drainase. Namun, upaya tersebut harus disesuaikan dengan perencanaan dan anggaran yang dimili pemerintah.

Selain di kawasan terminal dan Jalan Dwikora, kata Asep, potensi banjir bandang juga tersebar di sejumlah kelurahan lainnya, di antaranya Kelurahan Subangjaya dan Cisarua Kecamatan Cikole, Kelurahan Sukakarya dan Dayeuhluhur Kecamatan Warudoyong, dan Kelurahan Karangtengah Kecamatan Gunung Puyuh. Di sisi lain Asep mengatakan, dari Januari hingga Agustus 2016 ini bencana yang paling menonjol di Sukabumi adalah longsor dan banjir. ‘’Sekitar 78 persen lokasi bencana terdata sebagai daerah langganan bencana,’’ kata dia.

Daerah rawan bencana ini sudah dipetakan oleh BPBD dan dicarikan solusi penanganannya. Untuk mengantisipasi terjadinya bencana kata Asep, BPBD memberikan pelatihan kepada anggota linmas. Mereka diberikan materi dan praktek dalam upaya penanganan bencana serta penggunaaan peralatan bencana. Tarrgetnya, keterampilan penggunaaan peralatan bencana tidak hanya dikuasai petugas melainkan oleh anggota linmas. Sehingga upaya penanganan bencana di lapangan bisa dilakukan dengan cepat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement