Sabtu 03 Sep 2016 16:31 WIB

Pelaku Penyanderaan Sempat Menangis di Hadapan Korban

Rep: Muhyiddin/ Red: Ilham
Warga mengerumuni lokasi perampokan dan penyanderaan di Bukit Hijau VII Pondok Indah, Sabtu (3/9).
Foto: Muhyiddin
Warga mengerumuni lokasi perampokan dan penyanderaan di Bukit Hijau VII Pondok Indah, Sabtu (3/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya, Irjen Moechgiyarto mengatakan, pelaku sempat menangis saat menyandera korban di Jalan Bukit Hijau IX RT 09, RW 13, Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan Kebayoran lama, Jakarta Selatan.

"Kami kepung, lalu kami sampaikan peringatan, tersangka sempat nangis di hadapan pemilik rumah, lalu mereka buat skenario seolah mereka bersaudara dengan korban," ujar Moechgoyarto saat di lokasi, Sabtu (3/9).

Moechgiyarto mengatakan, pelaku membuat skenario tersebut lantaran merasa panik setelah mengetahui dikepung oleh puluhan polisi. "Sudah ada khatawatiran, lalu buat kesepakan seakan tak ada kejadian apa-apa dengan korban," ujar dia.

Kedua tersangka berinisial AJ dan S tersebut sudah digelandang ke Polda Metro Jaya untuk didalami lebih lanjut. Menurut Moechgiyarto kedua pelaku pencurian dengan kekerasan tersebut berasal dari Solo.

Sementara, lanjut dia, korban yang disandera pelaku ada tiga, yaitu Asep Sulaiman sebagai kepala keluarga, Ewis istrinya, serta anknya yang berusia 20 tahun. Sementara, pembantu dari keluarga tersebut berhasil melarikan diri saat pelaku menyandera majikannya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement