REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) mengadakan pelatihan kurban untuk mahasiswa dengan bertujuan untuk menyosialisasikan bentuk manajemen kurban yang baik pada masyarakat, khususnya mahasiswa.
"Pelatihan kurban ini merupakan salah satu acara yang masuk ke dalam rangkaian Bandung Adha Fest 2016. Sekarang mahasiswa untuk bagian kurban jarang, kecuali kalau dia aktif di masjid," kata Ketua Panitia Bandung Adha Fest 2016 Masjid Salman ITB, Bagus Putra, di Bandung, Ahad (4/9).
Ia mengatakan di Indonesia, manajemen kurban pada hari raya Idul? Adha dilangsungkan secara mandiri oleh masyarakat dan berbeda dengan Arab Saudi, di mana aparat pemerintah ikut disibukkan dengan prosesi pemotongan hewan kurban.
Di sisi lain, kata dia, tidak semua orang memiliki pengetahuan dan kemampuan mumpuni soal kurban padahal mulai dari pengumpulan hewan sebelum disembelih, sampai distribusi dagingnya harus benar-benar diperhatikan.
"Proses ini tidak boleh berjalan dengan asal, agar tidak berpotensi menimbulkan penyakit. Dan di sisi lain kebutuhan juru sembelih kurban yang handal terus meningkat. Kondisi ini berbanding terbalik dengan jumlah jagal ahli yang tersedia," katanya.
Menurut dia proses kurban dari tempat pengumpulan hewan sampai distribusi daging di Indonesia masih tidak profesional dan masjid-masjid yang diamanahi sebagai tempat sekaligus pelaksana penyembelihan pun kerap tidak dilengkapi sarana dan prasarana yang mumpuni.
Lebih lanjut, sedikitnya jumlah SDM yang mampu melangsungkan prosesi ini juga menjadi kendala tersendiri. "Harapannya peserta bisa membuka pelatihan di tempat masing-masing," katanya.
Masjid Salman lewat Pusat Halal Salman ITB sendiri telah menunjukkan kepeduliannya lewat pelatihan juru sembelih halal, awal tahun lalu.
Pelatihan yang diselenggarakan bersama Dinas Peternakan Jawa Barat dan Majelis Ulama Indonesia Kota Bandung itu bertujuan untuk menyosialisasikan cara penyembelihan dan penanganan pasca penyembelihan yang halal dan baik.