REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Pemilihan (KP) PSSI membantah dekat dengan calon ketua umum federasi sepak bola nasional itu dari kalangan militer dikarenakan lokasi pemilihan markas komite di kantor Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pepabri).
Ketua KP PSSI Agum Gumelar menyatakan pemilihan kantor Pepabri dikarenakan paling representatif dan ideal karena berada di pusat kota Jakarta dibandingkan dengan lokasi lainnya.
"Tadinya markas KP mau di rumah saya di Kebayoran, tapi terlalu jauh dari pusat dan mau di PSSI tapi kantornya sedang direnovasi itu mengapa di Pepabri karena lokasinya juga yang strategis," ujar Agum di DPP Pepabri, Jakarta, Rabu (7/9).
Kendati yang dipilih adalah kantor Pepabri yang isinya sebagian besar adalah pensiunan kalangan militer, Agum menilai di Pepabri semuanya kembali menjadi masyarakat sipil.
"Pepabri memang awalnya militer, tapi ini kan pensiunannya, jadi audah kembali ke masyarakat sipil. Terlebih di sini kalian bisa lihat tidak terkekang kan, tidak ada suasana militer," tutur Agum.
KP praktis mendapat sorotan beberapa pihak karena pemilihan sekretariat yang berlokasi di Gedung Pepabri di Jalan Diponegoro, Jakarta. Terlebih, ada dua bakal calon Ketua Umum PSSI yang berlatarbelakang kalangan militer yakni mantan Panglima TNI Moeldoko dan Pangkostrad Edy Rahmayadi.
Kendati demikian, Agum akan bersikap profesional dan menjalankan KP dengan independensi, memegang amanah dan sesuai aturan yang berlaku. "Kunci keberhasilan KP untuk sepak bola nasional adalah independensi, amanah dan menjalankan tugas sesuai statuta yang berlaku," kata Agum di Jakarta, Jumat (12/8).